HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Usahatani Jagung Manis
4.2.2 Rasio R/C Usahatani Jagung Manis dan Bawang Merah
lebih besar dibandingkan petani jagung manis jika dalam luasan lahan yang sama.
Tabel 10. Pendapatan usahatani bawang merah No Luas Lahan Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan 1 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 6.222.880 Rp 8.777.120 2 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 6.348.630 Rp 8.651.370 No Luas Lahan Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan 3 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 5.902.296 Rp 9.097.704 4 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 6.004.380 Rp 8.995.620 Pada tabel 10. menunjukan pendapatan usahatani bawang merah dengan luasan yang sama yaitu 0.14 Ha. Pendapatan tertinggi pada luasan lahan yang sama yaitu sebesar Rp 9.097.704,-.
4.2.2 Rasio R/C Usahatani Jagung Manis dan Bawang Merah
Untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani dapat dilihat dengan menggunakan analisis R/C. R/C didapatkan dari perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total. Layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari nilai R/C, jika R/C >1 usahatani mengalami keuntungan dan R/C<1 usahatani mengalami kerugian.
Tabel 11. Perhitungan R/C jagung manis
No Luas Lahan Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan R/C 1 0.14 Ha Rp 4.000.000 Rp 1.571.102 Rp 2.428.898 2,54 2 0.7 Ha Rp 20.000.000 Rp 5.548.370 Rp 14.451.630 3,60 3 1 Ha Rp 28.000.000 Rp 7.655.102 Rp 20.344.898 3,65 4 1 Ha Rp 28.000.000 Rp 7.817.157 Rp 20.182.843 3,58 Tabel 12. Perhitungan R/C bawang merah
No Luas Lahan Penerimaan Biaya Total Pendapatan RC 1 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 6.222.880 Rp 8.777.120 2,41 2 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 6.348.630 Rp 8.651.370 2,36 3 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 5.902.296 Rp 9.097.704 2,54 4 0.14 Ha Rp 15.000.000 Rp 6.004.380 Rp 8.995.620 2,50
Usahatani jagung manis untuk lahan 0.14 Ha pada petani jagung manis 1 memiliki R/C sebesar 2,54 yang berarti mengalami keuntungan. Untuk petani jagung manis 2 yang memiliki lahan 0.7 Ha mendapatkan R/C sebesar 3,60 yang artinya mengalami keuntungan. Pada petani jagung manis 3 yang memiliki lahan 1 Ha mendapatkan R/C sebesar 3,65 yang artinya mengalami keuntungan. Pada petani jagung manis 4 yang memiliki lahan 1 Ha mendapatkan R/C sebesar 3,58 yang artinya juga mengalami keuntungan.Sedangkan untuk usahatani bawang merah memiliki nilai R/C rata-rata 2,45 menunjukan bahwa usahatani bawang merah mengalami keuntungan.
Dari kedua usahatani ini nilai R/C yang dimiliki masing-masing besar dari 1 yang artinya kedua usahatani ini akan menghasilkan keuntungan dan
116
layak untuk dijalankan, namun jika dibandingkan besar nilai R/C dari kedua usahatani ini maka usahatani jagung manis akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani bawang merah meskipun pada hasil pendapatan memang lebih tinggi untuk bawang merah dibandingkan dengan jagung manis. Jagung manis dirasa lebih menguntungkan karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak terlalu besar sedangkan untuk bawang merah membutuhkan biaya produksi yang lebih besar. Dan dalam masalah teknik budidaya jagung manis dirasa para petani di Desa Arjasari lebih mudah dilakukan daripada bawang merah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Dari hasil R/C jagung manis lebih menguntungkan daripada bawang merah karena jagung manis tidak membutuhkan biaya produksi yang banyak dalam usahataninya. Berbeda dengan bawang merah yang membutuhkan biaya produksi yang lebih besar. Dari kedua usahatani ini nilai R/C yang dimiliki masing-masing besar dari 1 yang artinya kedua usahatani ini akan menghasilkan keuntungan dan layak untuk dijalankan, namun jika dibandingkan besar nilai R/C dari kedua usahatani ini maka usahatani jagung manis akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani bawang merah meskipun pada hasil pendapatan memang lebih tinggi untuk bawang merah dibandingkan dengan jagung manis. Jagung manis dirasa lebih menguntungkan karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak terlalu besar sedangkan untuk bawang merah membutuhkan biaya produksi yang lebih besar. Dan dalam masalah teknik budidaya jagung manis dirasa para petani di Desa Arjasari lebih mudah dilakukan daripada bawang merah.
2) Keadaan ekonomi masing-masing petani jagung manis dan bawang merah dilihat dari sisi pendapatannya dan dari hasil wawancara ditempat penelitian, pendapatan para petani berada pada posisi berkecukupan pada kehidupan sehari-hari.
SARAN
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang didapat, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1) Petani di Desa Arjasari yang tadinya pindah ke bawang merah, lebih baik beralih kembali pada komoditas jagung manis. Karena jagung manis tidak membutuhkan banyak biaya produksi dan
dalam masalah budidaya jagung manis lebih mudah dibudidayakan dibandingkan bawang merah.
2) Perlu diadakannya penyuluhan mengenai budidaya jagung manis kepada parapetani agar petani lebih dapat meningkatkan kembali produksi jagung manisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Audita, Rosarita. 2012. Analisis Pendapatan Usahatani Bawa ng Daun Sistem Organik dan Bawang Daun Sistem Anorganik (Studi Kasus di Kelompok Tani Sutan, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Jatinangor: Universitas Padjadjaran.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian). Pembinaan Kelompoktani dalam Pengembangan Kelembagaan Tani (2007). BPTP Jakarta. Diakses dari jakarta.litbang.deptan.go.id Bangun, Febriani. 2010. Analisis Pertumbuhan dan
Produksi Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik. Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2010 – 2013. Diakses dari www.BPS.go.id
Badan Pusat Statistik. Produksi Bawang Merah Provinsi Ja wa Barat, 2009-2012. Diakses dari www.BPS.go.id
Badan Pusat Statistik. Produksi Jagung Provinsi Ja wa Barat, 2009-2013 Provinsi Ja wa Barat. Diakses dari www.BPS.go.id
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat. Produksi jagung di Kabupaten dan Kota di Provinsi Ja wa Barat periode, 2009-2013. Diakses dari http://diperta.jabarprov.go.id/ Khaerizal, Hendra. 2008. Analisis Pendapatan dan
Faktor-faktor Produksi Usahatani Komoditi Jagung Hibrida dan Bersari Bebas (lokal) (Kasus Desa Saguling, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung, Provinsi Ja wa Barat). Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Ifu, Amerina. 2013. Studi kelayakan Usahatani
Tumpangsari Cabai Rawit Merah (Capsium Frutescens), Kubis (Brassica Var. Capitata L) Dan Selada (Lactuca Satva L) Studi Kasus Di Desa Cihanjung Rahayu Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Provinsi Ja wa Barat. Skripsi. Jatinangor: Universitas Padjadjaran.
117
Sianipar, Rimna Regina. 2012. Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Terhadap Pemberian Pupuk Anorganik Daun. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Malang: Universitas Brawijaya
Soekartawi, 1995, Analisis Usaha Tani, UI-Press, Jakarta.
Togatorop, Rodo Berlianan Br. 2010. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Pada Usahatani jagung Di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Bogor. Semarang: Universitas Diponogoro.
Warsana. 2007. Analaisis Efisiensi Dan Keuntungan Usaga Tani Jagung (Studi Di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora). Tesis. Semarang: Universitas Diponogoro.
Zuraida, Rismarini. 2010. Usahatani Padi dan Jagung Manis Pada Lahan Tadah Hujan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Di Kalimantan Selatan (Kasus Di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru). Diakses dari http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/ima ges/stories/p77.pdf
119