Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)
140
LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016
Karena itu, dalam rangka mewaspadai sifat munafik tersebut, pada kesempatan ini kami akan membahas Bahaya Sifat Munafik dalam Kehidupan Berbangsa. Dengan landasan QS. Al-Munafiqun ayat 1-3:
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, “Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah Mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.”
Ayat tadi secara eksplisit mendeskripsikan tiga sifat munafik yang harus kita hindari. Pertama, orang-orang munafik selalu
ber buat dusta. Kedua, orang munafik selalu menjadikan sumpah
sebagai perisai untuk melindungi diri. Ketiga, orang munafik selalu
mencegah orang lain untuk beribadah kepada Allah.
Tiga sifat munafik tersebut, apabila kita analisis senantiasa melekat pada sebagian manusia dari dulu, kini dan masa yang akan datang. Bahkan secara jujur kita akui tidak sedikit aparat pemerintah kita yang terjangkit ketiga sifat tersebut. Sebagai bukti, ada pejabat yang membikin janji muluk-muluk tapi ternyata hasilnya nol besar. Di depan rakyat menjanjikan lagu-lagu merdu, mendendangkan syair-syair indah, tapi di belakang rakyat tidak segan-segan men-cekik, memperkosa dan membunuh hak-hak rakyat. Ada lagi orang yang bilang “kalau partaiku kamu pilih, kampung ini dijamin terang, jalan akan diaspal, kabel telepon nyampai deh”, tapi ternyata setelah
ke-inginannya terpenuhi kampung tetap gelap gulita, aspal tiada, dan kabel telepon menjadi wahon pribadi saja. Belum lagi banyak orang yang menebarkan fitnah, mengadu domba antar suku dan agama, padahal hanya untuk kepentingan golongan saja. Karena itu apabila sifat munafik tersebut kita biarkan, akan lahir corak masyarakat jahiliyah, para pengusaha bermental Tsa’labah, para penguasa berotak Namrudz berhati Fir’aun keberadaannya bukan sebagai pelindung rakyat, tapi sebagai penindas dan pemeras rakyat. Akibatnya pembangunan yang kita cita-citakan tapi ketimpangan yang sekarang kita rasakan, reformasi yang kita idam-idamkan tapi
Bahaya Sifat Munafik Dalam Kehidupan Berbangsa
141
LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016
destruksi dan kerusakan yang sekarang kita rasakan.
Itulah bahaya sifat munafik dalam kehidupan berbangsa. Lalu, bagaimanakah sikap orang munafik itu apabila berhadapan dengan alam? Sebagai jawabannya Allah telah menjelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 205:
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk meng-adakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”
Demikian penegasan Allah mengenai sifat munafik yang selalu merusak alam, yang diisyaratkan dalam kalimat, “Apabila mereka berjalan di muka bumi ini mereka selalu menebarkan kerusakan, membuat keonaran, dan menyebarkan kemaksiatan”, demikian penafsiran Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwa At- Tafasir.
Berkaitan dengan hal tersebut, Prof. Dr. Quraish Syihab me-nyatakan, “Saat ini kita menyaksikan banyak kerusakan alam lingkungan disebabkan keserakahan manusia-manusia munafik yang ingin menguasai alam dengan dalih pembangunan”. Sebagai bukti lahan-lahan yang
subur telah dirubah menjadi mega-mega proyek, gunung-gunung digunduli, perusakan ekosistem di lautan, pembuangan sampah dan limbah industri secara sembarangan. Akibat semua itu terjadi banjir besar di Jakarta, banjir lumpur di Sidoarjo, tanah longsor di Jawa Timur, dan banyak lagi bencan alam yang disebabkan ulah tangan orang-orang munafik.
Lalu, bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi orang munafik tersebut? Jawabannya, pertama, kita harus senantiasa
ber-tabayyun, mengadakan chek and richek serta bersikap waspada
terhadap perkataan, janji dan informasi yang di bawa oleh mereka. Sebab jika kita tidak waspada malapetaka yang menimpa kita. Apalagi saat ini kondisi masyarakat kita mudah terpancing dengan isu murahan. Bukankah terjadinya pembunuhan dengan dalih dukun santet itu karena perbuatan orang munafik. Bukankah terjadi nya tawuran antar warga itu ulah orang munafik dan bukan-kah terjadinya peperangan antar suku, partai, dan agama itu akibat provokasi munafik?
Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)
142
LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016
Kedua, kita harus merapatkan barisan, mempererat ukhuwah,
dan memperluas tali silaturahmi dalam rangka mempersempit gerak langkah perbuatan munafik. Ketiga, kita harus senantiasa
mengadakan muhasabah dan introspeksi diri agar tidak sampai
ter-jangkit penyakit munafik ini, sebab jika terter-jangkit penyakit ini, kita akan menjadi manusia-manusia perusak baik terhdap diri sendiri, orang lain dan keutuhan bangsa ini. Oleh karena itu, pantas mengingat bahayanya penyakit munafik ini, Allah memberikan balasan kepada mereka berupa dimasukan ke jurang api neraka. Hal tersebut Allah tegaskan dalam firman-Nya surat an-Nisa ayat 145:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan men-dapat seorang penolong pun bagi mereka.”
Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.
Dari uraian tadi dapat disimpulkan, munafik merupakan penyakit berbahaya, yang dapat mengancam, menggerogoti dan memporak-porandakan sendi kehidupan bangsa. Karena itu, agar kita tidak terjangkit penyakit ini langkah yang harus kita lakukan antara lain: mengadakan tabayyun terhadap semua informasi,
mem-pererat tali silaturahmi dan senantiasa melakukan introspeksi diri. Mudah-mudahan Allah menjauhkan bangsa kita ini dari orang-orang munafik. Amin.
143
هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا
لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا
دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ
Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.
Dr. Ismail Rajhi Al-Faruqi, mantan Direktur Lembaga Pengkajian Islam Internasional, mengatakan, “Kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan merupakan tiga permasalahan besar yang saat ini dihadapi oleh hampir seluruh negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun dari ketiganya, kemiskinan merupakan yang paling berbahaya. Sebab kebodohan dan keterbelakangan itu muncul akibat adanya kemiskinan”.
Dikemukakan beberapa konsep perekonomian untuk meng-entaskan kemiskinan. Muncul konsep komunisme, gunakan prinsip kami, samaratakan perekonomian, apa yang dirasakan orang kaya harus pula dirasakan orang miskin. Sejenak prinsip ini kelihatan mulia, namun pada akhirnya melahirkan keirihatian bagi si kaya dan kemalasan bagi si miskin.
Lahir konsep kapitalisme, gunakan prinsip kami, tiap-tiap individu yang mempunyai modal bebas untuk menguasai perekonomian. Namun pada akhirnya prinsip ini hanya melahirkan