• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

62

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

karena telah berubah menjadi situasi yang panas, gersang, kotor, pengap, kumuh, tidak bersahabat, bahkan mengancam kelangsungan hidup alam hayati. Itu semua disebabkan karena kecongkakan tangan-tangan jahil dan tidak bertanggung jawab yang merusak keindahan alam.

Oleh karena itu, agar alam ini tetap lesatari dan terpelihara dibutuhkan manusia-manusia yang amanat yang mampu menjaga alam ini, dan untuk mengoptimalkan hal tersebut, maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas Esensi Manusia sebagai Pelaksana Amanah Allah dalam Menjaga Lingkungan Hidup. Dengan

landasan QS. Ar-Rum ayat 41:

“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa telah terjadi kerusakan lingkungan di darat dan di laut disebabkan ulah tangan manusia. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan “tangan manusia” adalah perbuatan manusia berupa ke-tamakan, kemaksiatan dan dosa-dosa yang menyebabkan alam rusak dan binasa.

Berkaitan dengan itu, Quraish Shihab mengemukakan, bahwa bumi ini hanya akan dipusakai oleh orang-orang yang shaleh bukan orang-orang yang salah, tanah air ini hanya akan dimakmurkan oleh orang-orang yang benar bukan orang-orang yang sekedar pintar, Indonesia tercinta ini hanya akan dilestarikan oleh hamba-hamba yang taat bukan manusia–manusia bergelimpang maksiat, sebab perbuatan maksiat hanya akan melahirkan kecongkakan dan keserakahan manusia yang ingin menguasai alam ini.

Sebagai bukti, lahan-lahan pertanian telah dirubah menjadi mega-mega proyek, gunung-gunung yang rimbun disulap men jadi vila-vila megah dan real estate, lahan-lahan subur telah dirubah menjadi komplek-komplek industri. Padahal, maaf bukan pem-bangunannya yang tidak kita sepakati, tolong pemerintah dalam

Esensi Manusia Sebagai Pelaksana Amanah Allah Dalam Menjaga Lingkungan Hidup

63

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

memajukan pembangunan perhatikan juga lingkungan hidup nya. Ini semua demi kenyamanan manusia. Sebab jika limbah industri merajalela, green house effect dimana-mana, akan mengakibatkan

suhu udara semakin naik dan panas. Akibatnya dengan naiknya suhu akan menyebabkan perubahan iklim sedunia tidak menentu sehingga curah hujan tidak seimbang, dengan naiknya suhu akan muncul pemanasan global serta menaikan frekuensi dan intensitas badai, dengan menaiknya suhu akan melelehkan es abadi yang ada di daerah kutub, bahkan dengan naiknya suhu akan menjadikan air laut semakin pasang sehingga tidak mustahil pada akhirnya daratan ini menjadi lautan. Naudzubillah min dzalik.

Lalu, apa yang harus dilakukan manusia agar alam ini tetap lestari? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah SWT dalam surat Hud ayat 61:

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenanakan (doa hamba-Nya).” Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Khalid Abdurrahman Al-Aki dalam Shafwatul Bayan Lima’anil Qur’an menafsirkan ayat tersebut, “Allah menciptakan manusia tanah, tinggal di atas tanah dan berkewajiban untuk memakmurkan dan me-lestarikan tanah berupa alam raya ini.”

Timbul pertanyaan, bagaimanakah kesadaran manusia ter-hadap amanat menjaga alam ini? Jawabannya, alhamdulillah saat

ini banyak orang mulai peduli dengan lingkungannya sehingga di negeri kita ini banyak bermunculan organisasi dan LSM yang selalu mengkampanyekan pentingnya menjaga alam. Namun sayang, disisi lain, seiring dengan perkembangan sains dan teknologi watak-watak perusak, watak-watak pencemar, dan watak-watak eksploitator serta perusak alam di negeri ini tumbuh subur laksana cendawan si musim hujan.

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

64

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Kita saksikan, perusakan terhadap lingkungan hidup terjadi di mana-mana. Mulai kasus pembakaran hutan di Kalimantan, kasus penumpukan sampah dan limbah industri di kota-kota besar, perusakan ekosistem di lautan, gunung-gunung digunduli, pohon-pohon ditebangi. Akibatnya, terjadi banjir besar di Jakarta, banjir lumpur di Sidoarjo, tanah longsor di Pacet Jawa Tengah, serta gempa bumi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Jawa Barat dan Banten.

Itu semua menandakan ketidakharmonisan antara hubungan manusia dengan alam. Sebab perlu kita ingat “If the habitat was cared will give function, but if not it would make destroy”, jika kita ramah kepada

alam maka alam pun akan ramah kepada kita dan berdaya guna, sebaliknya jika kita merusak alam maka bencana dan malapetaka yang menimpa kita, demikian ungkapan Edward Buckle dalam bukunya History of Civilization in England.

Lalu, bagaimanakah perhatian pemerintah dalam menjaga alam Indonesia ini? Alhamdulillah, dalam memajukan pembangunan fisik material, pemerintah kita masih memperhatikan lingkunagn hidup dengan menekankan pentingnya pembangunan mental spiritual. Sehingga dalam rumusan GBHN Repelita ke-6 dikatakan bahwa pembangunan Indonesia adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. Hal ini diperkuat pula oleh Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 2000 yang mewajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menjaga alam sekitarnya.

Karena itu, mengingat betapa besarnya perhatian pemerintah terhadap keselamatan alam ini, jelas kita sebagai warga negara yang baik ditunut untuk iktu berpartisipasi, lalu apa yang harus kita lakukan?

Pertama, kita harus membantu program pemerintah di

antaranya dengan melakukan reboisasi tanah-tanah gundul,

pem-buatan terasering untuk mencegah longsor, penanggulangan limbah

industri, pembuangan sampah pada tempatnya, dan menghentikan pemburuan satwa serta penebangan hutan secara liar. Kedua, kita

Esensi Manusia Sebagai Pelaksana Amanah Allah Dalam Menjaga Lingkungan Hidup

65

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

harus mensyukuri alam ini sebagai anugerah dan amanat Allah dengan mengurangi perbuatan maksiat dan melestarikan alam ini agar dikasihi oleh Allah. Rasululllah Saw bersabda, “Sayangilah segala apa yang ada di bumi, niscaya Allah yang di langit akan menyayangimu.”

Jika sikap tersebut yang kita aplikasikan insya Allah akan terwujud kemakmuran dan kelestarian alam sebagai dampak dari ditunaikannya amanat oleh manusia beriman dan bertakwa, sehingga Allah akan menurunkan keberkahan dari langit dan bumi. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam surat Al-A’raf ayat 96:

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Demikian janji Allah kepada kita apabila beriman dan bertakwa berupa mau melaksanakan amanah menjaga alam raya ini, maka Allah akan menurunkan keberkahan dari langit dan bumi berupa kemakmuran alam yang mampu memberikan manfaat dan insya Allah jauh dari berbagai bencana dan madlarat.

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dengan demikian, dari uraian tadi dapat disimpulkan, alam ini merupakan anugerah terbesar yang diamanatkan Allah kepada manusia. Jika manusia mau mensyukurinya dengan menjaga dan melestarikannya, insya Allah alam ini akan memberikan manfaat dan berdaya guna. sSbaliknya jika kita merusakanya, maka bencana dan malapetakalah yang menimpa kita. Karena itu, mari kita jaga, pelihara, dan lestarikan alam raya terutama Indonesia ini. Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah semoga negara kita terbebas dari manusia-manusia jahil perusak alam, dan dijauhkan dari berbagai bencana dan malapetaka akibat kerusakan alam. Amien.

67

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Tahun 1975, di kota Mekkah al-Mukarramah diadakan “Muktamar Risalatul Masjid” se-dunia. Dalam pertemuan tersebut terungkap, bahwa masjid bisa berperan secara optimal, apabila memiliki ruangan, peralatan, serta sarana dan prasarana yang memadai. Seiring dengan keputusan muktamar tersebut, maka dibangunlah masjid-masjid yang megah, mewah, kokoh, bahkan memiliki nilai arsitektur bergaya Cina, Eropa, dan India.

Namun, seiring dengan bermunculannya masjid-masjid ter-sebut, fungsi dan peran masjid yang sebenarnya semakin terkikis serta mengalami pergusuran dan pergeseran, sehingga masjid laksana bangunan kosong yang tiada bermakna. Megah masjidnya tapi sepi dari muatan takwa, mewah masjidnya tapi kosong dari ajaran agama, bahkan besar dan menjulang tinggi masjidnya tapi hanya ramai dengan orang tua dan remaja yang sedang bercanda.

Lalu, apakah yang harus kita lakukan terhadap masjid? Pada

KEWAJIBAN