• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSATUAN DAN KESATUAN KUNCI SUKSES PEMBANGUNAN BANGSA

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

58

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

darah, bahkan bergelimpangan mayat syuhada, harus porak poranda hanya untuk kepentingan golongan? Tentu tidak!

Oleh karena itu, persatuan dan kesatuan harus tetap kita tegak kan di negara tercinta ini. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas Persatuan dan Kesatuan Kunci Sukses Pembangunan Bangsa, dengan landasan QS.

Al-Hujurat ayat 13:

“Hai manusia, sesunguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Sababun nuzul ayat tersebut, menurut Imam al-Suyuthi dalam Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul, adalah berkenaan dengan keinginan

Rasulullah untuk menikahkan seorang budak bernama Abi Hindin dengan salah seorang putri keturunan Bani Bayadhah. Namun, Bani Bayadhah dengan sinis menolak dengan mengatakan: “Ya Rasulullah, pantaskah kalau kami putri-putri kami yang cantik jelita dengan budak-budak kami yang hitam legam?” Rasulullah belum sempat menjawab,

pada saat itu turunlah ayat tadi, yang pada ayat tersebut terdapat kalimat, “Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.” Yaitu, agar kamu saling mengenal,

menjalin komunikasi harmonis, dan menebarkan cinta kasih, serta kasih sayang yang tiada pilih kasih. Demikian penafsiran Imam Ali as-Shabuni dalam Shafwah at-Tafasir.

Dengan demikian, untuk mejaga persatuan dan kesatuan bangsa yang selama ini kita bina, syarat utama dan pertama nya adalah kita harus saling mengenal, saling menghargai, dan ber-toleransi di antara sesama kita. Bukan sebaliknya, saling me nutup diri, melecehkan, menghina, membangga-banggakan daerah, golongan, suku, dan agamanya masing-masing. Sebab sikap seperti ini hanya akan menjadi cikal bakal terjadinya disintegrasi bangsa,

Persatuan dan Kesatuan Kunci Sukses Pembangunan Bangsa

59

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

hingga hancurnya bangsa ini.

Hal tersebut terutama saat sekarang ini, di mana keutuhan kita sebagai bangsa benar-benar dalam ujian. Timor Timur masih bergejolak, Ambon masih panas, bahkan masih ada daerah lain yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Padahal negara ini laksana gelas. Gelas kalau sudah pecah sulit kita menyatukannya. Maka jika Ambon dan Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia, mimpi kita mengembalikannya.

Oleh karena itu, mulai hari ini, kita samakan langkah, se-ragamkan gerak, satukan persepsi, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Kuntulpis holopis, kuntul baris rawe-rawe rantas malang-malang putung, perbedaan jangan

sampai melahirkan perpecahan tapi dengan perbedaan kita harus saling melengkapi dang menghargai, demikian amanat Presiden pertama kita, Bung Karno.

Hal tersebut dipertegas Allah dalam penggalan QS. Ali-Imran ayat 103,

“Dan berpegangteguhlah kamu pada tali agama Allah dan janganlah berpecah belah...”

Menurut Imam Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan tentang perintah Allah agar kita bersatupadu dan melarang kita berpecah belah. Sejalan dan sejalin dengan makna ayat ini, para ulama ber-kata, “Bersatu itu akan membawa rahmat, sedangkan berpecah belah itu akan membawa bencana.”

Dengan demikian, untuk membangun bangsa kita dari keter-purukan saat ini, syarat mutlaknya adalah kita harus bersatupadu. Apapun bendera kita, apapun partai kita, bagaimanapun warna kulit kita, adat istiadat, suku bangsa, bahasa dan agama kita, harus dijadikan jembatan emas untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Oleh karena itu, melalui momentum khutbah Jum’at ini, saya menghimbau: hai saudara-saudaraku orang jawa “kulo sadanten sadulur”, hai saudara-saudaraku orang sunda “urang sadayana sabatur”,

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

60

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

hai saudara-saudaraku orang betawi “kite semuanye bersaudare”, hai

saudara-saudaraku orang Madura “taretan-taretan sadeje sampean kabi sadeje satareta”, hai saudara-saudaraku orang Aceh “Gentanyo bandum mesodara berme pake-pake”, hai saudara-saudaraku orang papua “napire kobe oser ipar-ipar katorang samua basudara”, dan hai saudara-saudara

seiman dan sekeyakinan, se-bangsa dan se-tanah air, mari kita bina persatuan dan kesatuan demi suksesnya pembangunan bangsa.

Jika sikap tersebut yang diaplikasikan, saya yakin Indonesia akan bangkit dan maju serta mampu bersaing dengan negara lain. Bagi kita insan beriman yang telah melakukan langkah ini berarti telah melakukan amal shaleh karena berguna bagi nusa dan bangsa. Allah menjanjikan ampunan dan pahala yang berlimpah ruah bagi insan-insan beriman. Hal ini terukir dalam firmannya surat al-Maidah ayat 9:

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan ber-amal shaleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dari uraian tadi dapat disimpulkan, untuk membangun bangsa kita saat ini kita harus bersatupadu, dan untuk membina persatuan dan kesatuan yang saat ini mulai pudar langkah awalnya kita harus saling kenal mengenal, saling menghargai, menghormati dan me-nanamkan nilai-nilai persaudaraan di antara sesama kita. Oleh karena itu, saya menghimbau kepada seluruh komponen bangsa, marilah kita jadikan segala perbedaan sebagai jembatan emas untuk mewujudkan ukhuwah, persatuan dan kesatuan bangsa.

Mudah-mudahan bangsa kita terjauh dari perpecahan akibat perbedaan. Amien.

61

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Multatuli, seorang Budayawan kelahiran Banten, meng-ibaratkan negeri kita Indonesia laksana untaian jamrud yang di-hamparkan di persada nusantara. Koes Plus pun pernah ber-senandung, “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu semua jadi tanaman”. Sehingga muncul sebuah anekdot, di kita

Indonesia tanam tongkat akan jadi pohon, sementara di Arab Saudi tanam pohon eh malah jadi tongkat.

Ungkapan tersebut, mengilustrasikan kepada kita betapa subur dan makmurnya negara Indonesia. Dihiasi dengan pemandangan alamnya yang begitu indah dan eksotik. Gunung-gunung menjulang tinggi berpayungkan awan, padi-padi menguning tersusun rapi laksana hamparan permadani, burung-burung berkicau seiring dengan terbitnya sang mentari di pagi hari, sehingga nampaklah suasana yang aman, nyaman, adem, ayem, tentrem, elok, dan sari. Namun sayang, pemandangan tersebut kini sulit kita dapatkan,

ESENSI MANUSIA SEBAGAI