• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENEGAKKAN KEADILAN DALAM MEMBERANTAS KKN

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

52

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Bahkan Badan Pengawas Keuangan (BPK) juga telah terkotori oleh praktik KKN, termasuk juga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sebenarnya didirikan untuk menghambat KKN.

Padahal, diakui atau tidak, praktik KKN dalam kehidupan bangsa ini telah menimbulkan banyak kerugian. Tidak saja kerugian dalam bidang ekonomi, melainkan juga dalam bidang politik, sosial, budaya, dan keamanan. Kerugian secara ekonomi, misalnya, sangat jelas dirasakan, yang tercermin dari tidak optimalnya pembangunan ekonomi yang dijalankan.

Dalam bidang politik, praktik KKN menimbulkan diskriminasi pelayanan publik ataupun diskriminasi terhadap hak-hak politik masyarakat. Dalam bidang sosial-budaya, praktik KKN ini telah menimbulkan “penyakit” dalam masyarakat. Perbuatan korupsi seakan dianggap sebagai sesuatu yang wajar, padahal berdampak buruk bagi masyarakat luas. Demikian pula dalam bidang keamanan, KKN akan mengganggu stabilitas keamanan masyarakat karena telah mendorong munculnya gejolak demonstrasi dan kerusuhan secara berlebihan.

Oleh karena itu, dalam kehidupan berbangsa ini, KKN me-rupakan penyakit berbahaya yang dapat mewabah, menggrogoti dan memporakporandakan sendi-sendi kehidupan bangsa. Maka jika satu bangsa terjangkit penyakit ini ingin bangkit, ingin maju, dan mampu bersaing dengan bangsa lain, maka syarat utama dan pertamanya adalah dengan mengikis habis penyakit ini, dengan apa hadirin? Jawabannya dengan menegakkan keadilan.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami akan membahas

Menegakkan Keadilan dalam Memberantas KKN, dengan landasan QS.

An-Nisa ayat 135:

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan

Menegakkan Keadilan dalam Memberantas KKN

53

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

Sababun nuzul ayat tersebut menurut Ibnu Jasir bersumber dari

as-Shudi adalah berkenaan dengan pengaduan dua orang laki-laki kepada rasul, satu orang miskin satu orang lagi kaya. Ternyata, rasul lebih memilih cenderung untuk memenangkan perkara si miskin karena pada mulanya Beliau beranggapan mana mungkin orang miskin mendzalimi orang kaya. Tatkala itu turunlah ayat tadi yang memberikan petunjuk kepada Rasul agar menghukumi seadil-adil-nya, yang diisyaratkan dalam kalimat, “Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan. Maksudnya, “Jadilah kau pejuang-pejuang yang mau menegakkan keadilan”, demikian penjelasan Imam Ali

as-Shabuni dalam Shofwa at-Tafasir.

Lalu, apakah yang dimaksud adil itu? Imam Ali Karamallahu Wajhah mengatakan, adil adalah menempatkan sesuatu secara

proporsional dan profesional. Lebih jegas lagi, Sayyid Quthub dalam bukunya ‘Adalah al-Ijtimaiyah fi al-Islam mengatakan, adil adalah

me-negakkan hukum atau kebenaran dengan tanpa mendzalimi orang lain”.

Dengan demikian, prinsip penegakan keadilan dalam Islam tidak mengenal pandang bulu, status atau jabatan. Walaupun ter-hadap diri sendiri, keluarga, masyarkat, si kaya atau si miskin, pejabat atau rakyat, hukum harus tetap berlaku dan keadilan harus tetap dijunjung tinggi.

Mengingat pentingnya penegakan keadilan tersebut, almarhum

Prof. Dr. Nurcholish Madjid dalam bukunya Cita-Cita Politik Islam

mengatakan, pincangnya penegakan keadilan menyebabkan pincang nya penegakan hukum, pincangnya pemerataan ekonomi, dan men jadikan korupsi, kolusi, dan nepotisme tumbuh subur di negara kita laksana cendawan di musim hujan. Akibatnya, kalau hal ini dibiarkan, lahirlah Fir’aun-Fir’aun gaya baru, Qorun-Qorun abad dua satu, Tsa’labah-Tsa’labah masa kini, yang menjadikan hukum dan keadilan bukan lagi milik rakyat tapi milik para pejabat, kekayaan negara bukan lagi untuk rakyat tapi untuk para

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

54

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

konglomerat, kesejahteraan bukan lagi buat rakyat tapi buat penjilat, dampakanya reformasi yang kita cita-caitakan tapi destruksi yang kita rasakan, pembangunan nasional yang diidamkan justru bencana nasional yang dirasakan. Naudzubillah mindzalik.

Timbul pertanyaan, bagaimana sikap kita sebagai komponen bangsa agar keadilan tetap tegak dan KKN dapat dikikis habis? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 8:

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, men dorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Khalid Abdurrahman al-‘Aki dalam Shafwat al-Bayan Lima’ani Al-Qur’an menjelaskan ayat ini: “Janganlah kebencian dan permusuhan kepada suatu golongan menyebabkan kamu berlaku tidak adil kepada mereka”. Bahkan, dalam ayat ini kalimat “adil” dirangkaikan dengan

kalimat “takwa”. Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah,

hal tersebut mengandung arti bahwa berlaku adil adalah cermin dari prilaku insan-insan bertaqwa.

Dengan demikian, orang-orang yang tidak menegakkan keadilan dan orang-orang yang memanipulasi hukum, bukan saja mencerminkan orang yang jahat, tapi menandakan orang yang tidak bertaqwa, dan orang seperti ini harus “minggir” dari negara kita, sebab Indonesia hanya akan maju dan terbebas dari KKN, apabila pemimpinnya punya komitmen untuk menegakan hukum dan keadilan serta menjadi teladan (uswah) dalam memberantas

KKN. Rasulullah bersabda, “Demi Allah, kalau seandainya Fatimah anak Muhammad mencuri pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya.”

Itulah contoh seorang pemimpin yang siap menegakan hukum walau terhadap keluarga sendiri dan siap memberantas KKN yang dimulai dari top leader dari sebuah pemerintahan. Oleh karena itu,

kita patut belajr kepada Juronjhi, seorang mantan perdana menteri China, pada hari pelantikannya, dia berpidato di hadapan para bawahannya, “Berikan kepadaku seratus peti mati, yang sembilan puluh

Menegakkan Keadilan dalam Memberantas KKN

55

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

sembilan aku gunakan untuk kalian apabila terbukti berbuat korupsi, dan yang satu lagi aku persiapkan untuk diriku apabila kalian melihat aku terbukti berbuat korupsi”.

Dengan demikian, untuk memberantas KKN ada dua langkah minimal yang harus kita lakukan sebagai komponen bangsa.

Pertama, menegakan hukum seadil-adilnya tanpa pandang bulu,

status dan jabatan. Kedua, harus ada komitmen dan teladan dari

puncak pemimpin sebuah bangsa.

Jika sikap tersebut yang kita aplikasikan, insya Allah KKN di negara kita sedikit demi sedikit akan terkikis habis, sehingga negara kita dapat hidup adil dalam kemakmuran, makmur dalam keadilan, jauh dari KKN, dekat dengan rahmat Allah SWT, hal ini sesuai dengan janji-Nya dalam surat al-A’raf ayat 96:

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka siksa mereka disebabkanperbuatannya”.

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Demikian janji Allah apabila kita beriman dan bertaqwa berupa mau menegakan hukum dengan keadilan dan mempunyai komitmen dalam memberantas KKN, pasti Allah akan menurunkan keberkahan dari langit dan bumi berupa kehidupan negara yang adil dan makmur, sejahtera aman dan nyaman.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, KKN merupakan penyakit berbahaya yang dapat menghancurkan sendi kehidupan bangsa. Oleh karena itu, penyakit tersebut harus kita kikis habis. Ada dua langkah yang harus dilakukan, pertama, menegakan hukum

dengan adil, kedua, harus ada komitmen dan teladan dari top leader.

Jika sikap tersebut yang dapat diaplikasikan insya Allah KKN akan terkikis habis, sehingga bangsa kita menjadi bangsa yang aman dan sejahtera. Amien.

57

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Karell Stenbrink, seorang sejarawan berkebangsaan Belanda pernah mengungkapkan kekagumannya terhadap Indonesia. Ia me ngatakan, “Indonesia, meskipun terdiri dari berbagai suku, bahasa, adat istiadat, dan agama, namun hidup dalam keramahtamahan yang dibingkai dalam wadah Bhineka Tunggal Ika, berbeda namun satu tujuan, yakni untuk persatuan dan kesatuan bangsa.”

Namun sayang, kekaguman Stenbrink tersebut kini tinggal kenangan. Sebab, Indonesia kita saat ini sedang bersedih, pertiwi kita sedang menangis karena nuansa perbedaan yang muncul dari keberagaman negeri ini ternyata telah melahirkan fanatisme buta, persaingan tidak sehat, perselisihan, perpecahan, permusuhan, bahkan gontok-gontokan yang meluluhlantahkan nilai-nilai per-satuan dan keper-satuan yang selama ini kita bina.

Pertanyaannya, apakah kita rela, bangsa besar yang dibangun dengan susah payah, dengan untaian air mata, dengan genangan

PERSATUAN DAN KESATUAN