• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH MENURUT AL-QUR’AN

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

124

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

tersebut menjadi “A mere over night parking please, mainly for sex relationship (keluarga hanya sebagai tempat persinggahan di malam

hari terutama untuk hubungan seksual)”, demikian ungkapan Patirin Sorokin dalam karya monumentalnya yang bejudul Family in Modern of Culture.

Karena itu, mengingat pentingnya keluarga tersebut, pada ke sempatan ini kami akan membahas Konsep Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Menurut Al-Qur’an. Dengan landasan QS.

Ar-Rum ayat 21:

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Ayat tersebut menginformasikan kepada kita, bahwa di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah Dia telah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan dengan tujuan agar membentuk kehidupan keluarga yang sakinah, sedangkan modal dasar yang disediakan untuk menggapai tujuan tersebut adalah mawadah warahmah. Lalu apakah mawadah warahmah itu? Ibnu Abbas dalam Tanwirul Miqbas fi Tafsir Ibnu Abbas menjelaskan, mawadah adalah

kecintaan seseorang terhadap pasangannya secara fisik atau jasmaniyah, sedangkan rahmah adalah rasa kasih sayang seseorang

terhadap pasangannya secara psikologis dengan tanpa melihat kejelekan fisik pasangannya itu sedikit pun. Dua modal inilah yang mampu menciptakan kekuatan lahir batin pasangan suami istri untuk mendayung bahtera rumah tangga supaya hidup tenang, saling peduli, saling mencintai dan saling menyayangi.

Timbul pertanyaan, apakah potret keluarga sekarang sudah sesuai dengan konsep keluarga sakinah tadi? Jawabannya, secara jujur kita tidak mungkin menutup mata dari kasus demi kasus yang terungkap ternyata telah mencerminkan kehancuran moral yang berangkat dari keluarga yang tidak sakinah dan harmonis. Sebagai bukti, ada anak yang memperkosa ibu kandungnya, ada ayah yang

Konsep Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Menurut Al-Qur’an

125

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

meniduri anak perempuannya, ada ibu yang menjual anak gadis-nya. Bahkan tidak sedikit suami yang berselingkuh dengan wanita lain, tidak sedikit istri yang menyimpan pria pemuas nafsu, bahkan menurut data terkahir bahwa di kota-kota besar terungkap dari tiga orang suami maka dua orang di antaranya pernah menyeleweng atau melakukan perselingkuhan.

Bukan itu saja, yang lebih mengkhawatirkan muncul keluarga liberal yang bebas dari aturan norma dan agama, lahir keluarga multilateral dengan kesibukan masing-masing anggota keluarga, bapak pergi ke kantor, ibu pergi arisan, terserah anak mau pergi kemana, ke diskotik, kebut-kebutan di tengah jalan atau mabuk-mabukan sampai mampus. Naudzubillahi min dzalik.

Padahal hadirin anak adalah amanat Allah yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua. Hal tersebut di pertegas Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim: 6)

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.

Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shofwa at-Tafasir menjelaskan

ayat tersebut, “Jagalah dirimu, dan peliharalah istri-istri dan anak-anakmu dari siksaan neraka yang panas dan pedih, dengan cara memerintahkan mereka meninggalkan maksiat, mengerjakan ketaatan, serta mendidik dan mengajari mereka.”

Dengan demikian, ayat tersebut merupakan landasan teologis dan metodis bagi orang tua dalam menjaga anak-anaknya sebagai amanah Allah. Yaitu, orang tua selain berkewajiban untuk me menuhi kebutuhan materi kepada anak, berkewajiban pula memenuhi kebutuhan immateri berupa pendidikan dan bimbingan. Kenapa demikian? Sebab materi tidak menjamin anak hidup bahagia bila tanpa kasih sayang sang orang tua, materi tidak menjamin anak

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

126

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

sukses di masa depan bila tanpa pedidikan dan bimbingan.

Sejarah membuktikan, bukankah orang seperti Alfredo Timoti seorang mafia kelas kakap dunia, Jhonson The Lion Boy seorang La Cosa Nostra atau premannya Amerika, Kazuo nomigaki seorang Yakuza atau premannya Jepang, serta Lee Tiger Lee, seorang Triad

atau premannya Hongkong, mereka membikin keonaran di dunia, mereka membajak pesawat terbang, menjadi gemong narkoba, mem perjualbelikan wanita, ternyata mereka adalah sosok anak-anak muda yang terlahir dari seorang wanita yang tidak pernah betah di rumah, mereka bergelimangan harta tetapi tidak pernah tersentuh kasih sayang orang tua.

Pertanyaannya, apakah kita sebagai orang tua mau mem-punyai anak-anak seperti mereka? Tentu tidak. Karena itu, mari kita didik anak-anak kita sejak dini dengan ajaran agama. Mari ciptakan keluarga yang harmonis, serta jadilah orang tua yang penyayang terhadap anak-anaknya. Jika sikap ini yang diaplikasikan orang tua insya Allah akan lahirlah auladan abraran, anak-anak yang sholeh,

taat, menjadi dambaan orang tua, keluarga, masyarakat, nusa bangsa dan agama. Anak-anak seperti inilah yang kelak akan dikumpulkan oleh Allah beserta orang tuanya, dan anak-anak inilah yang mampu menolong orang tuanya dari siksaan akhirat. Hal tersebut sesuai dengan janji Allah dalam surat aT-Thur ayat 21:

“Dan orng-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikit pun pahala dari amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Demikian janji Allah apabila orang tua beriman dan mau men-didik anak-anaknya dengan keimanan maka Allah akan menyatu-kan mereka di akhirat dan diberimenyatu-kan pahala yang berlimpah

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dengan demikian, dari uraian tadi dapat disimpulkan, keluarga merupakan bagian dari bangsa, jika kita mendambakan bangsa yang maju dan jaya, maka ciptakanlah keluarga yang sakinah, mawadah,

Konsep Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Menurut Al-Qur’an

127

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

warahmah, yaitu keluarga yang dihiasi dengan akidah dan agama,

suami istri bisa menjalankan kewajibannya dan mendidik anaknya sebagai penerus laku penyambung tongkat estafet perjuangan bangsa. Mudah-mudahan kita diberikan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Amien.

129

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

All man activitiy and man entire life are ibadat if they in accordant with the law of the good is Allah (Segala aktifitas dan kreatifitas manusia

apabila disandarkan karena Allah dan sesuai dengan aturan Allah, maka itu termasuk ibadah)”, demikian ungkapan Abu A’la Al-Maududi dalam bukunya Toward Understanding of Islam.

Ungkapan tersebut mengilustasikan kepada kita agar jangan duduk termenung, berpangku tangan, melainkan harus bangkit berdiri, menyingsingkan lengan baju, melangkahkan kaik ke depan untuk bekerja, berkarya, dan berusaha, sebab bekerja dalam Islam terhitung ibadah.

Namun sayang, bangsa kita saat ini masih dihinggapi mental-mental pemalas, watak-watak penganggur, dan walaupun bekerja tetapi etos kerjanya sangat rendah. Akibatnya kita tertinggal jauh oleh bangsa-bangsa lain, Jepang sudah mampu membikin rumah kaca tahan gempa kita masih bingung memikirkan besok makan

MEMBANGUN ETOS KERJA