• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENATA KEMBALI MORAL ETIKA BANGSA

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

34

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

pelacuran, perampokan, dan pembunuhan, bahkan akhir-akhir ini kita menyaksikan markus-markus mulai bergentayangan, bahkan meskipun markus-markus itu telah diringkus, akan muncul lagi markus-markus yang lebih rakus, sehingga bukan hanya harta pajak yang dibajak, tetapi negara pun akan diinjak-injak.

Itulah hadirin dampak langsung dari dekadensi moralitas yang dialami sebuah bangsa. Oleh karena itu, mengingat betapa pentingya perbaikan moral dalam mewujudkan kebangkitan, kekuatan, dan kemuliaan bangsa, maka pada kesempatan ini kami akan membahas Menata Kembali Moral Etika Bangsa, dengan landasan

QS. A’raf ayat 96:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dalam diskursus kajian ilmu Mantiq, ayat tersebut merupa-kan contoh qadiyah syarthiyah mujabah, sebab

ول

dalam ayat ter sebut termasuk kalimat syarat dan jawab syaratnya terangkai dalam kalimat

ضرلااو ءامسلا نم تكارب مهيلع انحتفل

Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubatut Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan,

بناج كل نميرلخا مهيلعانعسول يا

“pasti akan Kami limpahkan keberkahan dari langit maupun keberkahan dari bumi, syarat utamanya adalah iman dan taqwa. Tetapi, mereka tetap dalam kemungkaran dan kema’siatan, maka pada akhirnya bukan berkah melainkan azab yang Kami limpahkan kepada mereka.

Dr. Abdullah Thalah Thobah dalam Ma’al Ambiyai fil Qur’an

menjelaskan, secara tekstual ayat tersebut ditunjukan kepada kaum Sodom, umat Nabi Luth a.s berkenaan dengan 3 kemungkaran yang mereka lakukan, yaitu; pertama, kemungkaran istri Nabi Luth; Kedua,

kebiasaan homosex dan; Ketiga, tradisi menyamun di tempat yang

terang. Meskipun ayat tersebut ditujukan kepada umat Nabi Luth, namun berlaku juga untuk kita yang hidup zaman sekarang. Sebab,

Menata Kembali Moral Etika Bangsa

35

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

kaidah Ushul Fiqih mengatakan ببسلا صوصبخلا ظفللا مومعب ةبرعلا, suatu perintah ditentukan oleh keumuman lafadz bukan kekhususan sebab. Dengan demikian, murad (maksud) ayat tersebut adalah

se-andainya kaum shodom beriman dan bertakwa kepada Allah, pasti akan dilimpahkan keberkahan dari langit dan bumi.

Jika kita amati secara seksama, kemungkaran-kemungkaran kaum Sodom tersebut, baik langsung maupun terselubung tumbuh subur di negara kita laksana cendawan di musim hujan. Mari kita perhatikan, kemungkaran istri Nabi Luth a.s, sebagai simbol istri-istri yang mempunyai koleksi boy friends, gigolo atau pria idaman lain

di luar suaminya, sehingga maraklah perselingkuhan dalam rumah tangga dan meningkatlah angka perceraian dalam kehidupan. Lalu kebiasaan homosex, merupakan simbol dari penyelewengan seksual

yang kini marak di kota-kota besar Indonesia, sementara tradisi menyamun di tempat yang terang merupakan simbol marak nya korupsi, menjamurnya kolusi, membahananya nepotisme, pe-nyalah gunaan kekuasaan, pencurian subsidi, perampokan anggaran sampai kepada pembobolan aset-aset negara.

Kemungkaran-kemungkaran tersebutlah yang menyebabkan hancur leburnya kaum Sodom dan menjadi peringatan dan ancaman bagi negara kita, sebagaimana dijelaskan Allah dalam QS. Al-Isra ayat 16:

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Demikian penjelasan Allah kepada kita bahwa hancur lebur-nya sebuah bangsa itu disebabkan balebur-nyaklebur-nya “muthrafin” di

dalam nya. Imam Fakhrurrozi dalam Tafsir Al-Kabir menjelaskan,

bahwa yang dimaksud golongan muthrafin adalah, man kastura ni’matahu wa maa kaana ‘alaihi minasy syukri; yakni, orang-orang yang

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

36

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

banyak menerima nikmat Allah SWT, tetapi mereka tidak pernah bersyukur kepada-Nya.

Lalu, siapa saja mereka itu? Imam Al-Alusi dalam Tafsir Ruhul Bayan menjelaskan, yang termasuk golongan muthrafin adalah; pertama, al-Amiirunal jaairuun; para pemimpin yang dzalim, di depan

rakyat mereka menjanjikan janji-janji manis, menyanyikan lagu-lagu indah dan mendendangkan syair-syair indah, tapi di belakang rakyat mereka tidak segan-segan untuk mencekik, merampas, mem-perkosa, menginjak-injak, bahkan membunuh hak-hak rakyat.

Kedua, Al-aghniyaa’al faajiruun; konglomerat yang bergelimang

maksiat; mereka enggan untuk membayar zakat, sementara harta riba masih disikat, zina dan mabuk-mabukkan pun menjadi adat, bahkan istri orang lain pun diembat, padahal pada 14 abad lampau Rasulullah SAW mengancam, “Jika perzinaan dan riba sudah mem-budaya di suatu negara, maka seolah-olah mereka menghalalkan dirinya untuk disiksa dan di azab oleh Allah SWT.”

Oleh karena itu, untuk mencegah turunnya azab Allah di negeri ini, kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya pintar tapi juga benar; politikus yang tidak hanya jago retorika tapi juga beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Syauqi Bekh dalam gubahan syairnya berkata, “Sungguh bangsa akan maju, bangsa-bangsa akan jaya jika ditopang dengan etika dan moral serta akhlak yang mulia, tapi bangsa-bangsa akan hancur tersungkur, rusak binasa jika tidak ditopang dengan etika dan moral serta akhlak yang mulia.”

Jika hal tersebut yang kita aplikasikan insya Allah kita akan termasuk golongan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh yang kelak akan mendapatkan balasan setimpal dari Allah. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 9:

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal shaleh bahwa bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dari uraian syarahan ini dapat disimpulkan; pertama, saat ini

Menata Kembali Moral Etika Bangsa

37

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

menatanya kembali; kedua, untuk menata kembali etika bangsa ini

kita harus membekali seluruh komponen bangsa, terutama generasi muda dengan iman, takwa, dan akhlakulkarimah. Akhirnya, kita berdoa kepada Allah, mudah-mudahan para pemimpin bangsa ini diberikan kekuatan oleh Allah dalam memimpin bangsa menuju kejayaan, serta tidak tergoda dengan tawaran kekuasaan dan kekayaan. Amin ya rabbal ‘alamin.

39

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Musykilatul Faqri wa Kaifa ’Alajahal Islam mengatakan, umat Islam saat ini sedang meng hadapi

persoalan yang besar dan mendasar, yakni berada dalam kondisi kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Almarhum Prof. Dr.

Nurcholish Madjid pun menegaskan, Islam memiliki ajaran yang visioner dan revolusioner, tetapi anehnya kondisi umat Islam saat ini betul-betul sedang dicengkram oleh gurita kemiskinan dan kebodohan.

Dua ungkapan tersebut bukan hanya mengumbar kata tanpa fakta, sebab secara de jure dan de facto, kita jauh tertinggal oleh

Amerika yang kapitalis, kita jauh terjauh tertinggal oleh Cina yang Konfucionis Thois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Thois. Dampaknya, kita menjadi bangsa yang bermental apatis, berjiwa pengemis, dan berwatak pesimis, kerjaanya hanya main judi, remi, domino, kasino, jisong, mahyong, gapleh, fourty

PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES