• Tidak ada hasil yang ditemukan

URGENSI AKTUALISASI ZAKAT DALAM MENYEJAHTERAKAN UMAT

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

144

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

“the rich richer and the poor poorer” yang kaya semakin kaya dan yang

miskin bertambah miskin. Yang kuat menindas yang lemah, yang pintar memakan yang bodoh, yang kaya membunuh yang miskin. Akibatnya, nasib orang miskin selalu di bawah, diinjak-injak, diperas, ditindas, dicekik, diperkosa bahkan di bunuh hak-haknya.

Dalam polemik tersebut, muncul konsep Islam dengan prinsip keseimbangan dalam mendistribusikan harta, agar harta tidak hanya bergulir pada orang-orang kaya tapi mengalir pada kaum dhua’fa. Prinsip ini hadirin salah satunya dapat diaplikasikan melalui zakat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami akan membahas Urgensi Aktualisasi Zakat dalam Mensejahterakan Umat. Dengan landasan QS.

At-Taubah ayat 103:

“Ambillah zakat-zakat itu dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Sababun nuzul ayat ini menurut Imam As-Suyuti dalam Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul, adalah berkenaan dengan permintaan Abi

Lubabah kepada Rasulullah. Dia berkata, “Ya Rasulullah, harta kami banyak, ambillah dan shadaqahkanlah atas namaku serta mintakan ampunan bagi kami.” Rasul menjawab “Maaf Lubabah, saya tidak diperintahkan olah Allah untuk mengambil harta siapapun”. Tatkala itu

turun ayat tadi memerintahkan kepada Rasul untuk mengambil harta Lubabah sebagai zakat, diisyaratkan dalam kalimat: “Ambillah zakat-zakat itu dari sebagian harta mereka.”

Lalu, apakah gerangan hikmah diwajibkan zakat? Ayat tadi menjelaskan ada tiga hikmah diwajibkan zakat. Pertama,

untuk membersihkan harta dari hak-hak orang lain, hak-hak fakir miskin, hak orang-orang yang terkapar di pinggir jalan, hak orang-orang yang tidur di kolong jembatan, hak orang-orang yang merintih menahan sakit karena kelaparan dan hak orang-orang yang merasakan pahit pekik getirnya kehidupan. Kedua, untuk

me nyucikan jiwa dari berbagai penyakit tercela. Ketiga, untuk

Urgensi Aktualisasi Zakat Dalam Menyejahterakan Umat

145

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Jika orang kaya sudah mau berderma, konglomerat mau mem bayar zakat, pejabat peduli nasib rakyat, akan lahirlah tatanan kehidupan yang aman, nyaman, adem, ayem, dan tentrem. Sebaliknya jika orang kaya malas bersedekah, konglomerat enggan berzakat, akan lahirlah kecemburuan dan kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin. Akibat kecemburuan dan kesenjangan sosial tersebut, muncul tindak kriminal, pencurian, penjarahan, perampokan bahkan pembunuhan terhadap orang-orang kaya. Itu disebabkan karena ulah sebagian orang kaya yang tidak mau peduli dengan nasib kaum dhua’fa. Padahal Rasulullah telah bersabda,

“Bukan termasuk orang mukmin, orang yang hidup kenyang sendirian sementara tetangganya hidup dalam kelaparan.”

Dengan demikian, orang kaya yang tidak peduli dengan nasib kaum dhua’fa, konglomerat yang acuh terhadap kaum melarat, pejabat yang apriori terhadap nasib rakyat, bukan saja mencerminkan orang yang jahat,tapi mencerminkan orang yang tidak beriman dan orang seperti ini harus “minggir” dari negara kita tercinta. Sebab negara kita Indonesia hanya akan jaya apabila dipimpin oleh orang-orang yang peduli dengan nasib kaum dhua’fa.

Timbul pertanyaan, kepada siapa zakat harus diberikan? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 60:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam per-jalanan, sebagi sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa yang berhak menerima zakat itu hanya ada delapan golongan, yaitu fakir, miskin, amilin (petugas zakat), para muallaf, orang yang banyak hutang, orang yang dalam perjalanan, dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Dari delapan golongan itu, zakat harus diutamakan untuk diberikan kepada orang-orang fakir dan miskin. Lalu bagaimanakah

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

146

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

kondisi kemiskinan di negara kita ini? Prof. Sukirman melaporkan 23 juta lebih penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, apalagi setelah terjadinya krisis moneter, marak korban PHK, sulit mencari lapangan kerja, kemiskinan semakin membengkak dan membengkak. Akibat kemiskinan tidak sedikit saudara kita yang menjual akidah hanya untuk mempertahankan hidup. Bahkan akibat kemiskinan tidak sedikti gadis-gadis kita yang menjual kehormatannya hanya untuk mendapatkan sesuap nasi.

Oleh karena itu, menurut Prof. Dr. Didin Hafiduddin, M.Sc, agar kemiskinan tidak bertambah dan bertambah ada tiga hal yang harus kita lakukan berkaitan dengan kewajiban zakat. Pertama,

kita harus mengeluarkan zakat dan memasyarakatkan gerakan sadar zakat. Kedua, kita harus membentuk lembaga zakat yang

profesional dan Ketiga, kita harus memberdayakan harta zakat

untuk mensejahterakan umat.

Untuk itulah, kita harus menyambut baik usaha pemerintah yang telah membuat Badan Amil Zakat Infak dan Shadaqah (BAZIS). Kita juga patut bangga dengan usaha pemerintah yang berhasil membuat peraturan pemerintah No. 34 tahun 99 Tentang Pengolahan Zakat. Terus terang kami bangga dengan usaha pemerintah tersebut, tapi kami lebih bangga jika setiap daerah membuat PERDA khusus yang mengatur masalah zakat dan memberikan sangsi yang tegas kepada orang yang enggan membayar zakat. Alangkah lebih bagus lagi kalau hal tersebut dicontohkan oleh pejabat pemerintah terlebih dahulu.

Jika umat Islam sudah mau mengeluarkan zakat dan jika harta zakat sudah dikelola secara profesional, saya yakin kemiskinan sedikit demi sedikit akan berkurang di negara kita, sehingga kita hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Dan bagi kita kaum beriman yang telah mengeluarkan zakat berarti kita telah melakukan amal shaleh yang dianjurkan Allah. Sebagai balasannya Allah berjanji dalam surat Al-Maidah ayat 9:

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal shaleh (bahwa) bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Urgensi Aktualisasi Zakat Dalam Menyejahterakan Umat

147

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.

Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa mengeluarkan zakat wajib hukumnya bagi setiap umat Islam. Selanjutnya untuk mengurangi kemiskinan dan mensejahterakan umat ada tiga hal yang harus kita lakukan berkaitan dengan kewajiban zakat yaitu: kita harus mengeluarkan zakat, mengkampanyekan gerakan sadar zakat, membuat lembaga pengelola zakat yang profesional dan memberdayakan harta zakat untuk kepentingan umat. Jika sikap tersebut yang diaplikasikan, insya Allah kemiskinan di negara kita akan berkurang sedikit demi sedikit dan negara kita hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Amin.

149

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.

Dr. Muhammad Dawabah Asyraf dalam bukunya The Moslem Entrepreneur mengatakan, “Para Nabi, bukan hanya sukses sebagai penyampai risalah Allah dan pemimpin umat, tetapi mereka juga adalah entrepreneur unggul. Kita perhatikan, Nabi Dawud dikenal sebagai ahli pandai besi. Nabi Nuh seorang arsitek kapal. Nabi Musa sebagai penggembala hebat. Nabi Sulaiman sebagai raja sekaligus pengusaha. Bahkan, Nabi kita Muhammad adalah bisnisman dan pedagang handal.”

Nabi Muhammad sejak kecil sudah belajar menjadi entrepreneur.

Ketika usia 8 tahun, Nabi Muhammad mengembala kambing penduduk Makah. Di usia 12 tahun, Nabi Muhammad ikut berdagang ber sama pamannya Abu Thalib. Di usia 22 tahun, Nabi Muhammad memimpin perjalanan bisnis ke negeri Syam dan Syiria. Dan di usia 25 tahun, Nabi Muhammad dipercaya sebagai direktur perusahaan milik Siti Khadijah.

Sejarah Nabi Muhammad tersebut hadirin mengajarkan

PERSPEKTIF AL-QUR’AN