• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

186

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

mengentaskan kemiskinan ?” Untuk menjawab pertanyaan ter sebut, mari kita simak lantunan firman Allah surat Al-baqarah ayat 215:

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”. Hadirin seiman dan seakidah

Sebab Nuzul ayat tadi, sebagaimana dijelaskan dalam kitab tafsir Al-maroghi: “Seorang sahabat, bernama Ibnul Jamuh, bertanya kepada Nabi SAW: Ya Rasul, Saya ini sudah tua renta, hartaku masih banyak, jika aku hendak berinfak, Apa yang harus aku infakkan dan kepada siapa aku berikan ?

Mendengar pertanyaan tersebut, Rasul tertegun sejenak, seraya kelihatan khusu memohon petunjuk Allah. Saat itu pula, turunlah malaikat jibril mewahyukan surat Al-baqarah ayat 215.

Hadirin Rohimakumullah

Jika kita simak, ayat tadi memotivasi kita untuk memiliki kepedulian sosial terhadap orang-orang miskin dengan infaqkan sebagian harta yang kita miliki. Mengapa Islam meng-anjurkan gerakan infaq?

Imam Ahmad Mustofa Al-maroghi menjelaskan

لفكاتلل

ينملسلما ينب ماعلا

Dengan berinfak itu, bisa tercipta suasana saling menanggung, saling merasakan, dan saling membantu antara kaum miskin dan kaum kaya di kalangan umat islam.

Imam Ali Ash-Shobuni dalam shofwatut tafasir, menjelaskan ayat tadi:

هوجولا هذه في اهوفصرا يا يرخ نم متقفنا ام لق

, maksudnya tashorufkanlah, keluarkanlah, berikanlah hartamu kepada orang tua, kerabat, yatim, masakin dan ibnu sabil.

Karena itu ayat tadi menyadarkan kita bahwa menurut ajaran islam, harta itu hak milik Allah, sedangkan manusia hanya memiliki hak guna pakai saja. Oleh karena itu hadirin, jika Allah memerintahkan untuk menginfakan sebagian harta kepada

Zakat, Infaq, Shadaqah dan Pengentasan Kemiskinan

187

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

orang-orang miskin, maka bagi orang-orang yang mampu, para aghnia, para konglomerat tidak ada alasan untuk membangkang, menentang dan menolak perintahnya .

Allah menegaskan dalam firmannya surat adz-dzariyat ayat 19

bahwa dalam harta yang kita miliki, ada hak-hak orang miskin, baik dalam kategori “As-Sail” ataupun “Al-Mahrum”.

Sayyid Rasyid Ridha menjelaskan bahwa

»لئآسلا«

adalah orang yang tidak mampu dan berani meminta minta, mereka adalah para pengemis yang banyak terlihat di kota-kota, sedangkan

»مورحلما«

adalah orang yang tidak mampu tapi tidak punya keberanian meminta-minta, inilah yang banyak kita jumpai di pelosok-pelosok negeri, di desa-desa, mereka hidup dalam kemiskinan namun tetap menjaga kehormatan dengan tidak meminta-minta bahkan mereka masih semangat bekerja berusaha mencari nafkah.

Hadirin se bangsa dan se tanah air

Firman Allah pada ayat tadi dengan tegas dan jelas meng-isyaratkan kepada kita bahwa pendayagunaan zakat, infaq, shadaqah diproyeksikan demi kesejahtraan bersama. Islam menolak keras sistem ekonomi dalam bentuk monopoli, oligopoli dan ekonomi yang diorientasikan hanya untuk kepentingan pribadi. Prinsip ini harus kita aplikasikan di negara kita jika kita menginginkan negara kita menjadi negara yang maju dan damai. Apalagi jika kita perhatikan di negara kita Indonesia ini, masih terdapat 28,5 juta jiwa umat manusia yang berada dibawah garis kemiskinan.

lalu berapa banyakkah ummat Islam yang berada di bawah garis kemiskinan ? ternyata, terdapat lebih dari 27 juta jiwa umat Islam yang berada dibawah garis kemiskinan. Sebuah pertanyaan besar yang ada pada pikiran kita semua, mengapa umat Islam lebih banyak tenggelam dalam kemiskinan ?

Menurut cendekiawan muslim, KH Zarkasih, Banyak di-antara kita yang hanya berorientasi pada keakheratan saja. Mereka memiliki pemahaman yang sempit terhadap hadits Nabi Muhammad SAW

»ةفيج اينلدا«

dunia ini adalah bangkai yang

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

188

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

menjijikkan. Dan

»يننمؤلما نجس اينلدا«

dunia adalah penjara bagi umat Islam, pemahaman uang sempit terhadap kedua hadits ini meng-akibatkan pemasalahan-permasalahan duniawi ditinggalkan dan Islam pada akhirnya identik dengan masalah kemiskinan.

Inilah konsep Islam, yang sangat memperhatikan Infaq dan shadaqah dalam kehidupan sosial masyarakat muslim. Jika infaq dan shadaqah menjadi sebuah gerakan massal yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia, Insya Allah kemiskinan di negara kita akan berkurang.

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo menyebutkan bahwa potensi zakat, infaq, shadaqah di Indonesia ialah sebesar 286 triliun rupiah. Namun, pada 2015 yang lalu, penerimaan zakat, infaq, shadaqah baru terealisasi sebesar 3,7 triliun.

Hadirin se bangsa dan se tanah air

Bagi orang yang mengaku beriman, namun hatinya tidak tersentuh untuk membantu meringankan penderitaan orang miskin, tidak mendukung pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, Allah memberikan ancaman melalui firmannya dalam surat Al-Ma’un ayat 1-3 mari kita simak.

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.

Hadirin, ayat tadi mengancam kita jika tidak peduli, me-nyayangi, mengasihi terhadap orang miskin, enggan berinfak, berbuat baik, menyalurkan pertolongan, tidak mempunyai tenggang rasa, tidak mau tau dan masa bodo dengan orang lain, akan di cap, di kategorikan sebagai pendusta agama. Betapa ruginya, jika seorang beriman dan rajin beribadah , namun di cap sebagai pendusta agama.

Nabi menegaskan

هبنج لىا عئاج هراجو عبسي ىلذا وه نمؤلما سيل

“Tidak sempurna iman seseorang jika yang perutnya dia kenyang padahal tetangganya merintih , meratap tidak ada yang bisa di makan.”

Zakat, Infaq, Shadaqah dan Pengentasan Kemiskinan

189

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Apa yang harus kita lakukan ? Nabi berpesan:

لهامب قدصتيلف ،لام له نكا نم

هملعب قدصتيلف ملع له نكا نمو

هتوقب قدصتيلف ةوق له نكا نمو

Barang siapa berharta, berbuat baiklah dengan hartanya. Barang siapa berilmu berbuat baiklah dengan ilmunya. Barangsiapa mempunyai kekuatan berbuat baiklah dengan kekuatannya.

Mari kita bantu mereka, tunaikan zakat, berikan kepada mereka, budayakan infak, salurkan kepada mereka, sumbangkan ide, dermakan kekuatan, tumbuhkan semangat bekerja dalam dirinya. Tumbuhkan keyakinan untuk merubah nasib bahwa mereka bisa maju dan mandiri.

Jika sudah demikian, allah berjanji dalam surat al-maidah ayat 9:

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Hadirin, demikianlah janji Allah. Akhirnya syarahan ini dapat kami simpulkan:

1. Beramal soleh, mempunyai kepedulian sosial, membantu orang miskin balasannya amunan dan pahala yang besar.

2. Di akhir pembahasan, ada kesimpulan yang bisa kita ambil. 3. Untuk menghapus kemiskinan, harus di tumbuhkembangkan

semangat solidaritas sosial yang tinggi dengan membudayakan zakat, infaq dan shadaqah.

4. pengentasan keiskinan adalah tanggung jawab semua orang. Orang yang tidak menunaikan tanggung jawabnya akan men dapat cap sebagai pendusta agama sebaliknya orang yang me nunaikan tanggung jawabnya diberikan ampunan dan pahala yang besar.

191

Al-Qur’an dan Terjemahannya

Abu Thahir Muhammad Ibnu Ya’kub al-Fairuzzabadi. 1998. Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibnu Abbas. Bairut: Dar el-Fikr.

Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali. 1997. Ihya Ulumuddin. Bairut: Dar el-Fikr.

Amin Rais. 2000. Tauhid Sosial: Formula Menggempur Kesenjangan Sosial.

Bandung: Mizan.

Amirulloh Syarbini. 2010. Training of Syarh Al-Qur’an. Bandung:

Cahaya Publishing.

Didin Hafiduddin. 1999. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi. 1998. Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul.

Bairut: Dar el-Fikr.

Muhammad Sulaiman al-Asqari. 1990. Zubdat Tafsir min Fath al-Qadir. Bairut: Dar el-Muayyad.

Muhammad Tholhah Hasan. 2003. Islam dan Masalah SDM. Jakarta:

Lantabora Press.