• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETOS KERJA, KUALITAS SDM & PEMBANGUNAN BANGSA

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

162

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

pengemis, kita akan tergilas, tertindas ditengah-tengah kompetisi hidup yang semakin memanas, dan pembangunan bangsapun akan kandas tak berbekas.

Kita saksikan hadirin.. bangsa kita saat ini masih dihinggapi mental-mental pemalas, watak-watak penganggur, dan walau pun bekerja tetapi etos kerjanya sangat rendah. Akibatnya, kita masih tertinggal jauh oleh bangsa-bangsa lain, Jepang sudah mampu membuat rumah kaca tahan gempa, kita masih bingung me mikir-kan besok mamikir-kan apa, perekonomian kita dikuasai bangsa China, teknologi kita dikuasai oleh Jerman, informasi kita dikuasai Barat. Eksesnya..kita menjadi bangsa yang lemah, yang hanya menjadi bangsa pengekor dan penonton, yang mengikuti, meniru dan meng-gantungkan diri terhadap bangsa-bangsa yang maju.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami akan bawakan tema: “Etos Kerja, Kualitas SDM dan Pembangunan Bangsa” dengan landasan Al Qur’an Surat At-Taubah ayat 105:

dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air

Demikianlah firman Allah yang menegaskan kepada kita agar mau giat bekerja, berusaha dan berkarya yang diisyaratkan dalam kalimat »

اولمعا

« yang merupakan »

رما لعف

« Qoidah ushul fiqh mengatakan

»بوجولل رملأا فى لصلأا«

pada dasarnya perintah itu menunjukan suatu kewajiban. Dengan demikian hadirin, bekerja, berusaha dan berkarya hukumnya adalah wajib.

»متئشام اولمعا يا«

bekerjalah sesuai skill, profesi dan keilmuan masing-masing”. Demikian penafsiran Imam Ali Ash-Shobuni dalam Shofwatut tafasir.

Berkaitan dengan hal tersebut, Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir al Misbah menjelaskan, ayat tadi mengandung tiga perintah

Etos Kerja, Kualitas SDM & Pembangunan Bangsa

163

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

menjalani hidup, maju terus pantang mundur meningkatkan motivasi dan semangat bekerja. Kedua kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sebab kelalaian memanfaatkan waktu sedetik saja, akan mengakibatkan kegagalan di masa depan. Ketiga, dalam bekerja dan berusaha jangan lupa berdo’a kepada Allah, sebab manusia hanya wajib berusaha, Allah-lah yang menentukan hasilnya.

Dengan demikian hadirin, jelaslah bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan ummatnya untuk rajin bekerja, tekun berkarya dan semangat berusaha secara professional dan proporsional. Sampai-sampai Rosululloh SAW menegaskan:

“Kerja seseorang memikul kayu bakar dipunggungnya lebih baik dari pada ia meminta-minta kepada seorang baik diberi atau tidak”.

Hadirin, bukan memikul kayu bakarnya yang harus kita tiru, tetapi etos kerjanya yang harus kita teladani. Karena itu, pantas kalau suatu ketika, saat hari telah mulai meninggi, sekitar jam 09.00 pagi, Umar bin Khattab mendapati seorang pemuda yang masih berada di masjid dengan ibadah dan sanjungan doanya, lalu Umar mengusir pemuda itu keluar masjid agar bekerja mencari nafkah.

Mental dan semangat kerja inilah yang harus kita tiru, “lebih baik kita meniru mental kerja pemungut kayu bakar, para pemulung, para penjual koran dan pengamen jalanan daripada meneladani mental kerja pegawai kantoran, mereka datang ke kantor jam sembilan, nyampe di kantor langsung baca koran, habis baca koran malah ngobrol tak karuan, jam sebelas baru bekerja tanpa perencanaan, jam dua belas istirahat sambil cekikikan, eh…tiba-tiba jam empat belas sudah pulang tanpa hasil pekerjaan. Betul hadirin. . .? waduh-waduh hadirin, kalau saya atasannya, … “saya pecat dengan tidak hormat” Hadirin, Pemuda harapan bangsa , pemudi harapan ibu pertiwi

Muncul sebuah pertanyaan, bagaimanakah keterkaitan etos kerja yang tinggi dengan SDM yang berkualitas? Sebagai jawaban-nya kita renungkan firman Allah dalam surat Al Mujadilah, penggalan ayat 11:

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

164

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Hadirin rahimakumullah

Ayat tadi merupakan landasan teologis dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia berkuaitas, yakni melalui peningkatan ilmu pengetahuan yang berbasis keimanan. Prof. Dr. KH. Quraish Shihab, dalam Tafsir al-Misbah Volume 14 halaman 80 menafsirkan ayat tadi bahwa derajat kelompok orang yang beriman dan beramal shaleh serta memiliki pengetahuan, menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang di sandangnya, melainkan juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan, tulisan maupun dengan keteladanan.

Dengan kata lain ayat tersebut menegaskan kepada kita, bahwa ilmu yang telah kita raih, baik dibangku sekolah, madrasah, pesantren atau perguruan tinggi, harus kita amalkan, kita aktualisasikan dan kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan melalui kerja dan karya nyata. Sebab Syekh Ibnu Ruslan dalam Kitab Matan Zubad mengatakan:

“siapa saja yang berilmu tapi tidak mau mengamalkan ilmunya, malas bekerja, lemah etos kerjanya maka akan disiksa sebelum para penyembah berhala”.

Dengan demikian hadirin, Islam menggariskan, profil insan kamil, manusia paripurna adalah mereka yang memiliki iman, ilmu dan amal sholeh.

Dalam istilah manajemen, kita kenal dengan istilah kerja ikhlas, kerja keras dan kerja tuntas, serta diimbangi dengan kerja cerdas namun tetap berhati emas.

Sebab hadirin, walaupun kita ber-otak cerdas, berwawasan luas, tetapi kita tidak berhati emas, apalagi jika keimanan lepas, kita hanya tumbuh menjadi manusia hina, biadab, brutal, tidak bermoral, berakhlak bejat bahkan bisa lebih jahat dan lebih bejat dari binatang buas.

ter-Etos Kerja, Kualitas SDM & Pembangunan Bangsa

165

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

tancap dalam dada, terpatri dalam sanubari, karena sejarah mem-buktikan, dengan etos kerja yang tinggi lahirlah orang-orang besar yang mampu merubah dunia, dengan etos kerja yang tinggi muncullah karya-karya produktif dan dengan etos kerja yang tinggi suatu bangsa mampu menguasai peradaban dunia.

Hadirin se bangsa dan Se tanah air

Mengaplikasikan etos kerja yang tinggi serta menguasai Ilmu pengetahuan dan tekhnologi merupakan amal shaleh bagi orang yang beriman. Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an suroh An-Nahl ayat 97:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Hadirin Rohimakumullah

Demikian janji Allah yang terukir indah dalam firman_nya. Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menghimbau, wahai ummat islam, wahai bangsa Indonesia, Wahai para pemuda bangkit dan bangkitlah. .songsonglah masa depan ini dengan giat berkarya, mari tinggalkan kemalasan, isi masa muda kita dengan mengukir prestasi. Ingat manusia pemalas tidak akan pernah merasakan manisnya madu tapi akan tenggelam dalam pahitnya empedu. Artinya manusia pemalas dan memiliki etos kerja yang rendah tidak akan pernah meraih kesuksesan dalam hidupnya.

Akhirnya uraian ini dapat kami simpulkan: Pertama Kesuksesan pembangunan suatu bangsa tergantung kualitas etos kerja masyarakatnya Kedua, Sebagai seorang muslim, etos kerja yang tinggi harus dibarengi dengan penguasaan IPTEK serta dilandasi oleh keimanan yang mantap sehingga dapat menghasilkan kerja ikhlas, kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas.

Sekian dan demikian. . Sebagai penutup syarahan terimalah sebuah gubahan syair lagu dari bang Haji Rhoma Irama… .

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

166

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Bekerja….(bekerja)…bekerja sekuat tenaga,

Tetapi jangan lupa…bekerja harus pula disertai do’a Rintangan ….(rintangan)….rintangan sudah pasti ada Hadapilah semua dengan tabah, juga dengan kebesaran jiwa

167

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Dewan Hakim yang bijaksana

Hadirin khalifah fil ardhi, sahabat alam yang berbahagia

Ada 4 prinsip yang harus dilaksanakan oleh manusia dalam berinteraksi dengan alam dan lingkungan, pertama, “Respect for nature” atau hormat terhadap alam. Kedua, “Moral Responsibility for nature”, tanggung jawab moral sebagai khalifah fil ardhi ter-hadap alam. Ketiga, “Cosmic solidarity”, solidaritas sebagai sesama makhluk hidup; dan keempat, “caring for nature” kasing sayang & peduli terhadap alam.

Jika 4 prinsip tersebut tidak kita laksanakan, saat ini telah kita saksikan suhu udara menaik, curah hujan tinggi, salju di kutub utara dan selatan mencair, akibatnya banjir bandang datang menghadang, Garut terpuruk, Bandung hancur, sibolangit merintih bahkan di Provinsi Banten pun terjadi, Carita dan Anyer porak poranda di-terjang banjir bandang.

Itulah salah satu dampak yang harus kita terima, maka dari

MENGHINDARI KERUSAKAN DAN MENJAGA