• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEPSI ISLAM DALAM PEMBENTUKAN SDM BERKUALITAS

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

82

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

siap berkompetisi di kancah global. Dampaknya, pengangguran merajalela, bahkan yang lebih memalukan, ternyata 15% dari pengangguran tersebut adalah mereka yang telah mengenyam bangku kuliah S1 dan S2.

Timbul pertanyaan, kenapa hal ini terjadi? Salah satu jawaban-nya adalah karena kita memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah. Lalu, bagaimanakah solusi Islam mengenai permasalahan tersebut? Insya Allah kami akan menjelaskannya pada kesempatan kali ini, dengan mengambil topik Konsep Islam dalam Pembentukan Sumber Daya Manusia Berkualitas. Dengan landasan QS. An-Nisa ayat 9:

“Dan hendaklah khawatir orang-orang yang jika mereka meninggal-kan keturunan di belameninggal-kang mereka dalam keadaan lemah, maka ber-takwalah kepada Allah dan katakanlah kata-kata yang baik.”

Sababun nuzul ayat ini menurut Imam Suyuthi dalam Lubabun Nuqul fi Asbab Nuzul adalah berkenaan dengan pertanyaan Sa’ad Ibnu

Abi waqash menjelang wafatnya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah, aku memiliki harta yang banyak, sedang pewarisku hanya seorang anak wanita, bolehkah aku menyedekahkan 2/3 nya saja? Rasulullah menjawab, “tdak boleh”. Bagaimana kalau 1/3 nya saja ya Rasul? Beliau menjawab tidak boleh. Seraya Beliau bersabda, “Jika kamu me ninggalkan pewarismu dalam keadaan berkecukupan jauh lebih baik dari-pada kamu meninggalakannya dalam keadaan kekurangan sehingga ia menggantungkan hidupnya pada orang lain.”

Secara eksplisit, ayat ini memberikan warning kepada kita agar jangan meninggalkan keturunan, anak-anak, dan generasi di belakang kita dalam keadaan lemah? Lemah apa yang harus kita khawatirkan? Prof. Dr. BJ. Habibi, mantan Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), menjelaskan, ada lima ke-lemahan yang harus kita khawatirkan pada generasi keturunan kita, yaitu lemah fisik, lemah harta, lemah ilmu, lemah akhlak bahkan yang paling kita khawatirkan adalah lemah iman. Kenapa demikian? Sebab, jika pemuda kita memiliki iman yang lemah, maka ia akan mudah terkena dampak negatif globalisasi. Sebagai bukti, tidak sedikit anak-anak muda kita yang terbius dengan budaya

mabuk-Konsepsi Islam Dalam Pembentukan SDM Berkualitas

83

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

mabukan, tenggak wisky, brandy, sampagne, mansen, martiny, vodak, Ao, KTI dan bir. Tidak sedikit anak muda kita yang terbiasa menelan BK, nipam, magadon, cimeng, heroin, kokain, adam, love dog, triple-x, ganja, dan shabu-shabu. Tidak sedikit anak-anak muda kita yang gemar melakukan judi, remi, domino, kasino, jisong, mahyong, gapleh, forty one, dan kiyu-kiyu. Bahkan tidak sedikit yang

terjebak dengan budaya pacaran, free love, free sex, samen liven, dan

kumpul kebo, hidaup satu rumah tanpa diikat tali pernikahan. Itulah hadirin dampak langsung dari iman dan sumber daya yang lemah yang harus kita waspadai. Lalu, bagaimanakah pan-dangan Islam dalam membentuk sumber daya manusia yang ber-kualitas itu? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam penggalan surat Al-Mujadalah ayat 11:

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S.

Al-Mujadalah: 11)

Ayat tersebut secara tegas memberikan petunjuk bahwa untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, mau tidak mau, kita harus memiliki iman yang kuat dan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Dengan kata lain, jika seseorang ingin sukses dalam hidupnya, maka harus memiliki iman dan ilmu secara seimbang. Dengan iman dan ilmulah derajat kita dapat me ningkat. Sebagaimana Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwa at-Tafasir me-ngatakan, “Barang siapa yang berkumpul iman dan ilmu pada diri se-seorang, maka Allah akan mengangkat dengan imannya beberapa derajat dan dengan ilmunya beberapa derajat yang lebih tinggi.”

Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan,

kalimat iman dan ilmu disebut secara beriringan pada ayat tersebut mengandung arti bahwa iman tidak boleh dipisahkan dengan ilmu, begitu pun sebaliknya. Manusia beriman tapi tanpa ilmu ia akan lemah dan mudah diperdaya. Sebaliknya manusia pintar tapi tidak memiliki iman, ia akan menjadi jahat, buas, ganas, bahkan lebih ganas dari binatang buas. Pantas kalau Albert Einsten mengatakan

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

84

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

pengetahuan tanpa agama akan buta, sedangkan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh).”

Dengan demikian, sumber daya manusia berkualitas yanag diharapkan oleh bangsa ini adalah manusia yang memiliki iman yang kuat dan ilmu pengetahuan yang mantap. Oleh karena itu, kita bukan saja dituntut mencetak sarjana-sarjana pintar, teknokrat-teknokrat brilian, politikus-politikus cerdas. Tetapi, kita pun dituntut untuk mencetak orang-orang benar, pribadi-pribadi beriman, serta individu-individu berakhlak mulia.

Mengingat pentingnya menciptakan SDM tersebut, maka kami mengusulkan: pertama, kepada pemerintah selaku pengambil

kebijakan, tolong pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti diberikan porsi yang besar dalam kurikulum pendidikn nasional kita. Salanjutnya, berikan apresiasi penghargaan dan perhatian yang sama pada lembaga-lembaga pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama terutama pesantren, sebab dari lembaga pesantren inilah lahir pribadi-pribadi berbudi pekerti.

Kedua, kepada orang tua, tolong didik anak-anaknya dengan

pendidikan keimanan dan akhlak, sebab rumah dengan orang tua sebagai motor penggeraknya adalah pendidikan pertama dan utama, jika disiapkan dengan baik akan mampu melahirkan generasi yang baik pula. Ketiga, kepada seluruh warga Indonesia, mari ikut

berpartisipasi sesuai dengan skill dan profesi masing-masing untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas dan berkualitas.

Jika kita melakukan hal tersebut, insya Allah negara kita akan memiliki sumber daya manusia berkualitas yang siap membawa negara ini ke arah kemajuan dan mampu bersaing dengan negara lain. Dan bagi kita insan beriman yang melakukan hal tersebut berarti telah melakukan amal shaleh, karen berguna bagi nusa dan bangsa. Sebagai balasan Allah menjanjikan dalam surat Al-Maidah ayat 9:

“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal kebajikan (bahwa) bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Konsepsi Islam Dalam Pembentukan SDM Berkualitas

85

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dengan demikian, dari uraian tadi dapat disimpulkan, untuk membangun bangsa ini dari keterbelakangan dan keterpurukan diperlukan sumber daya manusia berkualitas. Dan sumber daya manusia berkualitas adalah manusia yang memiliki iman yang kuat, ilmu yang mantap dan keterampilan cakap. Sedangkan untuk mewujudkan SDM berkualitas tersebut diperlukan kerjasama semua pihak, pemerintah, orang tua dan masyarakat. Terakhir, marilah berdoa semoga Allah memberikan kekuatan iman dan ilmu kepada anak-anak muda kita sehingga mereka mampu membangun bangsa ini menjadi baldah thayyibah warrabbun ghafur, bangsa yang

jaya, sejahtera di bawah perlindungan Allah. Amien.

87

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Jeff Zaleski, seorang pakar komunikasi dunia, dalam buku-nya Spiritualitas Cyberspace mengatakan, dewasa ini perkembangan

dunia informasi dan komunikasi telah mencapai tahap yang men-cengangkan. Konsekuensinya, satu sisi melahirkan nilai-nilai positif dan mampu mengangkat taraf hidup manusia. Namun, di sisi lain, perkembangan informasi, baik melalui media cetak maupun elektronika, jika tidak dibingkai dengan nilai-nilai agama hanya akan melahirkan keresahan, kerusakan, bahkan kehancuran bagi manusia”

Kekhawatiran Zaleski tersebut kini kian terbukti. Kita saksikan, tayangan-tayangan kekerasan dan sadis makin merajalela, tontonan-tontonan magis-mitologis semakin membudaya, bahkan hiburan-hiburan erotis-seksual semakin makmur, membaur bahkan menjamur di tengah-tengah masyarakat. Eksesnya, akibat tayangan kekerasan muncul keributan dalam keluarga, tawuran

ETIKA PENGGUNAAN MEDIA CETAK