• Tidak ada hasil yang ditemukan

REMAJA DAN PEMUDA PENERUS BANGSA

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

14

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

yang siap mengorbankan jiwa dan raganya asalkan sang Nabi tetap ada. Pantas, kalau Fathi Yakan dalam bukunya As-Sabab wat Taghyir

mengatakan, ”Dalam setiap gerakan dan perubahan besar di dunia, pasti ada peran pemuda di dalamnya.”

Namun sayang, kebanggaan terhadap pemuda kini hanya tinggal kenangan, sebab pertiwi kita saat ini sedang prihatin dan berduka karena ulah sebagian pemuda dan remaja, yang bukan lagi sekedar bolos sekolah, tawuran antar pelajar, perkelahian antar mahasiswa, kebut-kebutan di tengah jalan, melakukan pencurian dan penjarahan, tapi sudah terjebak dalam budaya mabuk-mabukkan, tenggak topi miring, wisky, brandy, martiny, vodka, AO, mansen, KTI dan bir. Bahkan tidak sedikit yang terjebak dalam budaya pacaran, free love, free sex, samen leven, kumpul kebo, sampai

hamil di luar nikah. Naudzubillah min dzalik.

Itulah potret nyata dari kehidupan remaja dan pemuda saat ini. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas Remaja dan Pemuda Penerus Bangsa, dengan landasan QS. Al-Kahfi ayat 13:

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenar nya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shofwa at-Tafasir menjelaskan

ayat itu, “Kami kisahkan kepadamu ya Muhammad, berita aneh mereka (pemuda Ashabul Kahfi), dengan cerita yang benar, tanpa ditambahi atau dikurangi sedikitpun.” Khalid Abdurrahman Al-Aki dalam Shofwatul Bayan li Ma’anil Qur’an menceritakan sosok pemuda

Ashabul Kahfi dalam ayat itu. Konon pada zaman pemerintahan Raja Dikyanus, hiduplah beberapa pemuda, mereka bersikeras untuk menyebarkan agama baru yang berbeda dengan keyakinan rajanya pada waktu itu, lalu mereka dikejar-kejar hendak di bunuh oleh para prajurit kerajaan. Akhirnya, berlindunglah mereka di

Remaja dan Pemuda Penerus Bangsa

15

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

sebuah goa untuk menghindari kejaran prajurit, kemudian ter tidur-lah mereka di dalam gua itu selama beberapa ratus tahun. Al-Qur’an mengabadikan mereka dengan nama Ashabul Kahfi.

Ashabul Kahfi adalah pemuda-pemuda beriman teguh pen-dirian, pemuda-pemuda gagah yang siap mempertahankan akidah, pemuda-pemuda idaman yang berani membela keyakinan. Mereka lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai, untuk satu keyakinan lebih baik pergi meninggalkan kampung halaman daripada harus menyerahkan keyakinan. Pemuda-pemuda seperti inilah yang diharapkan menjadi pelopor pembangunan, inspirator pembaharuan, dan organisator masa depan untuk ke-jayaan Indonesia di masa yang akan datang.

Lalu, bagaimanakah peranan para pemuda sebagai penerus bangsa sekarang ini? Alhamdulillah, kita patut berbahagia, tidak

sedikit para pemuda kita yang sedang giat menimba ilmu, menggali sains dan teknologi. Tidak sedikit remaja kita yang meraih prestasi pada tingkat nasional dan internasional dalam bidang fisika, kimia, matematika termasuk dalam bidang agama. Bahkan tidak sedikit anak-anak muda kita yang telah berhasil menciptakan karya nyata dan berdaya guna untuk kepentingan negara.

Namun kita tidak mungkin menutup mata, di sisi lain tidak sedikit para remaja dan pemuda kita yang terbius oleh budaya pergaulan bebas, seks bebas, dan kumpul kebo. Sarlito Wirawan, guru besar Psikologi Universitas Indonesia, dengan jujur mengata-kan hasil penelitiannya tentang kejahatan seksual para remaja, para pelajar dan mahasiswa di kota-kota besar seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan, ternyata dari 1000 responden, hasilnya 67% pernah berpacaran, 62% pernah ber-pelukan, 54% pernah berciuman, 38% pernah raba-rabaan, 20,05% pernah berhubungan badan, bahkan 9,56% pernah menggugurkan kandungan. Naudzubillah min dzalik.

Pertanyaannya, apakah kita rela menyerahkan masa depan bangsa ini kepada sosok-sosok pemuda seperti iti? Tentu tidak!. Oleh karena itu, mulai saat ini kita samakan langkah seragamkan

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

16

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

gerak, satukan persepsi dan kompakkan aksi, untuk menciptakan remaja dan pemuda yang siap menjadi penerus bangsa. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam QS. Luqman ayat 17:

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menjelas kan,

ayat tersebut merupakan inti ajaran keimanan yang ditanam kan Lukman al-Hakim kepada anak-anaknya sebagai generasi penerus. Imam Ibnu Malik dalam kitab Alfiah mengatakan, Mudhaf bisa

meng gantikan peran mudhaf ilaih. Maksudnya, para remaja dan

pemuda dituntut harus mampu menggantikan peran orang tua. Lalu bagaimanakah kontekstualisasi ayat tersebut dalam men-ciptakan generasi muda sebagai penerus bangsa? Ayat tersebut men deskripsikan kepada kita, bahwa untuk membangun generasi muda sebagai penerus bangsa ada tiga langkah minimal yang harus dilakukan.

Pertama, menanamkan pendidikan agama kepada remaja dan

pemuda sejak dini. Sebab agama adalah rem cakram dalam kehidupan dan filter dalam menentukan pilihan, sehingga para remaja dan pemuda sanggup memilih dan memilah mana yang hak dan yang batil. Oleh karena itu, melalui mimbar Jum’at ini, kami mengajak kepada para pemuda, mari gunakan masa mudamu untuk me nimba ilmu pengetahuan. Mari isi hari-harimu dengan mengasah skill dan kemampuan. Jangan jadi pemuda penganguran, yang kerjaannya hanya nongkrong dan nangkring, mejeng and nyari mojang. Jangan hanya

duduk termenung berpangku tangan, sementara kalian menyaksikan ke kayaan alam kita dikeruk oleh Eropa, laut kita dikuras oleh Amerika, kebudayaan kita curi oleh Malaysia. Jangan hanya pandai menjadi penonton di lapangan sendiri, menjadi tamu di rumah sendiri, dan jangan menjadi gembel dan gelandangan di sawah ladang sendiri. Kita harus bangkit dan bangkit untuk membangun negara.

Remaja dan Pemuda Penerus Bangsa

17

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Kedua, untuk menciptakan generasi muda sebagai penerus

bangsa, para orang tua dituntut untuk mampu membangun keluarga yang harmonis, dinamis, serta bisa mendidik dan mengarahkan putra-putri tercinta. Pepatah Arab mengatakan: “Keluarga adalah sekolah pertama dan utama, apabila dipersiapkan dengan baik akan sanggup melahirkan generasi-generasi muda yang tangguh dan berakhlak mulia.”

Ketiga, pemerintah selaku pemilik kebijakan harus berani

me nunjukkan komitmennya untuk memberdayakan potensi pemuda, membuat sarana-sarana untuk kegiatan pemuda, dan tak kalah pentingnya untuk melindungi para remaja dan pemuda dari serbuan media komunikasi dan informasi yang dapat merusak watak dan karakter pemuda. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada pemerintah, agar berani membuat perda anti miras, perda anti prostitusi, dan perda anti pornografi serta pornoaksi dalam rangka mengantisipasi menjalarnya kenakalan remaja.

Jika sikap tersebut yang diaplikasikan, saya yakin akan lahir-lah para remaja yang handal dan pemuda yang profesional sebagai generasi penerus bangsa. Dan bagi kita orang beriman yang me-lakukan langkah-langkah tersebut berarti telah meme-lakukan amal shaleh karena telah memberikan manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsa. Sebagai balasannya, Allah men-janjikan ampunan dan pahala yang berlimpah ruah, sebagaimana terukir indah dalam QS. Al-Maidah ayat 9: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.

Dari syarahan ini dapat disimpulkan, bahwa remaja dan pemuda adalah generasi penerus bangsa. Maju mundurnya bangsa ada di tangan pemuda, jika pemudanya kuat maka bangsa akan berdiri tegak, sebaliknya jika pemudanya lemah maka bangsa pun akan ikut goyah. Oleh karena itu, peran serta pemerintah, masyarakat, terutama keluarga harus lebih serius dalam menciptakan generasi muda yang cerdas dan berkualitas. Akhirnya kita berdoa, mudah-mudahan Allah menjadikan generasi muda kita generasi yang aktif,

kreatif, inovatif, produktif dan prestatif, sehingga mampu menjadi generasi penerus bangsa yang siap membawa Indonesia menuju kejayaan. Amin ya rabbal ’alamin.

19

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Syekh Ja’far Al-Barzanji dalam kitab Al-Barzanji li Maulidin Nabi

mengatakan, Muhammad adalah manusia, tapi lain dari manusia. Beliau laksana batu intan permata, sedangkan kita ibarat batu biasa. Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Madarijus Su’ud menuturkan,

Nur Muhammad di langit di muliakan, sedangkan di bumi jadi panutan.

Ungkapan tersebut menggambarkan kepada kita, bahwa tidak ada satu pun figur yang paling luhur, manusia yang paling mulia, tokoh yang harus dicontoh, pribadi yang patut diteladani, bahkan individu yang wajib ditiru, selain Nabi Muhammad Saw. Ucapan beliau menjadi hadist qauli, perbuatannya menjadi hadist fi’li, bahkan

diamnya menjadi hadist takriri, yang berfungsi sebagai tuntunan,

arahan, bimbingan, bahkan pedoman dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Namun sayang, sekarang umat Islam seperti kehilangan arah,

KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW

SEBAGAI TELADAN MASYARAKAT MADANI

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

20

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

panutan dan tuntunan hidup. Sebagai bukti, di kalangan anak-anak telah disuguhkan tokoh-tokoh khayalan, sehingga mereka lebih kenal dengan sosok Batman, Spiderman, Supermen, X-Man, Ipin-Upin, dan Tom and Jerry dibandingkan kenal dengan rasul dan nabi nya sendiri. Di kalangan remaja dan pemuda, tidak sedikit yang kagum dan mengidolakan artis serta selebritis, sehingga mereka lebih kenal dengan Pasya Ungu, Charly ST-12, Rido Rhoma, Tengku Wisnu, Shirin Sungkar, Julia Perez, Ayu Azhari, Dewi Persik, dan Mulan Jameela, dibandingkan kenal dengan nabi dan rasulnya.

Bahkan, di kalangan birokrat, kita tengah dipertontonkan oleh kenyataan para ’oknum pemimpin’ yang bermental nakal berjiwa binal dan bermental provokator berjiwa koruptor. Di depan rakyat menjanjikan lagu-lagu indah, mendendangkan syair-syair merdu, tapi di belakang rakyat tidak segan-segan mencengkram, men cekik, menginjak-injak, bahkan membunuh hak-hak rakyat. Eksesnya, pem bangunan nasional yang impikan tetapi bencana nasional yang menjadi kenyataan. Reformasi yang dicita-citakan, tetapi destruksi yang sekarang kita rasakan.

Itulah potret kehidupan akibat tidak adanya teladan. Oleh karena itu, agar potret kehidupan seperti ini tidak terus berjalan dan ber tahan, maka pada kesempatan kali ini, kami akan membahas

Kepemimpinan Rasulullah sebagai Teladan Masyarakat Madani, dengan

landasan QS. Al-Ahzab ayat 21:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Ayat tersebut menegaskan kepada kita bahwa sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kita. Kita kaji lebih dalam, makna uswatun hasanah dalam ayat itu, menurut Imam

Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir, adalah bahwa Rasulullah

merupakan figur yang luhur yang wajib kita ikuti seluruh perbuatan dan perkataannnya. Sedangkan makna uswatun hasanah menurut

Kepemimpinan Rasulullah Saw Sebagai Teladan Masyarakat Madani

21

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Imam Musthafa Al-Maraghi dalam Tafsir Al-Maraghi, adalah bahwa

Rasulullah merupakan contoh terbaik dalam semua perkataan, per-buatan dan seluruh aspek kehidupannya.

Sejalan dan sejalin dengan maksud ayat tersebut, Siti Aisyah ketika ditanya bagaimana gambaran akhlak Rasulullah, beliau dengan tegas menjawab, ”akhlak Rasulullah adalah ibarat Al-Qur’an”.

Maksud nya, akhlak Rasul adalah pengejawantahan dari seluruh ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an. Maka pantas kalau Allah sendiri memuji akhlak Rasulullah melalui firman-Nya: ”Sesungguh-nya engkau, Muhammad memiliki akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4).

Timbul pertanyaan, bagaimanakah dengan akhlak pemimpin di negeri kita tercinta ini? Jawabannya, satu sisi, kita patut ber-bangga dan layak mengucapkan alhamdulillah, sebab tidak sedikit

pemimpin kita yang masih memiliki sifat mulia, jujur dan disiplin, kasih dan sayang kepada fakir dan miskin, tidak sedikit pejabat yang baik kepada rakyat, bahkan tidak sedikit konglomerat yang peduli kepada kaum melarat.

Namun sayang, di sisi lain, kita tidak mungkin menutup mata, persada kita saat ini sedang dipertontonkan oleh ulah sebagian para pemimpin yang katanya berjuang atas nama rakyat, demi kepentingan rakyat, namun tidak berorientasikan rakyat, tampangnya sok bersahaja padahal hidupnya suka hura-hura

dan foya-foya, gayanya bak orator padahal biangnya provokator, lagaknya laksana proklamator padahal biangnya koruptor. Akibat-nya, tidak sedikit pemimpinnya kaya raya namun rakyatnya hidup sengsara, tidak sedikit pemimpinnya memiliki rumah megah dan mobil yang mewah sementara rakyatnya hidup susah. Naudzubillah min dzalik.

Lalu bagaimanakah kriteria seorang pemimpin yang patut kita pilih dan kita teladani? Imam Ahmad bin Hambal saat ditanya tentang kriteria dua orang pemimpin; pertama, orangnya kuat

namun bergelimang maksiat; kedua, orangnya taat beragama namun

lemah dan tidak berdaya. Manakah yang harus dipilih? Dengan tegas Imam Ahmad bin Hambal menjawab, orang pertamalah

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

22

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

yang pantas menjadi pemimpin, dosanya akan dipikulnya sendiri, sementara kekuatannya akan mampu membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sedangkan orang yang kedua, agamanya buat dirinya sendiri, sementara kelemahannya men jadi petaka bagi rakyatnya.

Maka sangat pantas, kalau Nabi Syu’aeb ketika ditanya tentang kriteria seorang pemimpin, seraya beliau menjawab, orang yang kuat dan amanahlah yang pantas menjadi pemimpin. Sejarah telah membuktikan, bukankah Nabi Yusuf a.s. dipilih menjadi kepala bagian logistik Negara Mesir karena kekuatan dan amanah nya. Bukan kah Abu Bakar Shiddiq memilih Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan mushaf Al-Qur’an karena kekuatan dan amanahnya. Bahkan, bukankah Allah memilih Malaikat Jibril se-bagai pemimpin seluruh malaikat karena kekuatan dan amanahnya. Kenapa harus faktor kekuatan dan amanah yang menjadi ukuran? Sebab dengan kekuatannya, seorang pemimpin akan berani membuat kebijakan dan kewenangan untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. Sedangkan dengan amanahnya, seorang pemimpin akan mampu memikul tanggung jawabnya.

Namun sayang, realitas pemilihan pemimpin di negeri kita saat ini menunjukkan fakta sebaliknya. Sebagai bukti, dalam setiap pemilihan presiden dan wakil presiden, gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota bahkan dalam memilih ketua umum partai dan organisasi, bukan seberapa besar kekuatan dan amanah sang calon yang diperhatikan, tapi seberapa banyak uang dan sogokannya yang diberikan, dengan slogan, ”maju tak gentar membela yang bayar.”

Lalu, bagaimanakah sifat Rasulullah sebagai seorang pemimpin? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam QS. Ali-Imran ayat 159:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu-lah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkantentu-lah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan ber musyawarahlah

Kepemimpinan Rasulullah Saw Sebagai Teladan Masyarakat Madani

23

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah mem-bulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”

Prof. Dr. Quraish Shihab (20096) menjelaskan, ayat tadi me-ngandung tiga cara Rasulullah dalam berdakwah yang berisi pesan moral bagi para pemimpin bangsa, yaitu:

Pertama, Linta lahum. Rasulullah senantiasa bersifat lemah

lembut, baik terhadap kawan maupun lawan. Dengan demikian, para pemimpin bangsa ini pun harus memiliki sikap kasih dan sayang kepada rakyatnya serta welas asih kepada para konstituennya.

Kedua, Fa’fu ’anhum wastagfirlahum. Rasulullah senantiasa

bersifat lapang dada, mudah memaafkan dan memohonkan ampunan bagi setiap kesalahan. Dengan demikian, para pemimpin bangsa ini pun harus membiasakan diri bersikap lapang dada, siap menghadapi kritik dan saran, mau menerima aspirasi dari rakyat dan pendapat dari masyarakat. Bukan sebaliknya, bersikap diktator, ingin menang sendiri, dan menghalalkan segala cara yang penting tujuan terlaksana. Bila penyakit ini menghinggapi para pemimpin kita, maka bersiaplah rakyat untuk binasa. Imam Al-Ghazali me-ngatakan, “fasaadur ra’iyyah bifasaadil umaraa (Rusaknya rakyat

di-sebabkan rusaknya pemimpin).

Ketiga, Wa syawirhum fil amri. Rasulullah senantiasa

men-tradisikan sikap bermusyawarah dalam setiap mengambil ke-putusan. Imam Ibnu Taimiyah dalam kitab As-Siyasatus Syar’iyyah

me negaskan, ”lam yakun ahadun aksara musyawaratin li ashabihi min Rasululillah (Tidak ada seorang pun yang paling banyak melaku kan

musyawarah dengan para sahabatnya selain Rasulullah Saw).” Itulah cara dan strategi Rasulullah sebagai seorang pemimpin yang selalu menjadi teladan dalam membangun bangsa dengan berlandaskan akhlakul karimah. Dengan demikian, kalau bangsa kita ingin maju dan bangkit dari keterpurukan dan krisis ber-kepanjangan selama ini, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu:

Pertama, harus ada sosok pemimpin yang memiliki akhlakul

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

24

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

sejarah telah membuktikan, kehancuran sebuah negara bukan saja disebabkan karena kondisi ekonomi, bukan pula karena ke-bodohan dalam bidang politik, tetapi faktor utamanya adalah karena dekadensi moral para pemimpinnya. Kita perhatikan, Jerman hancur lebur karena kekejaman Adolf Hitler; Uni Soviet rusak binasa karena kebiadaban Michael Gorbacev; Rumania jatuh tersungkur karena ketamakan Nicholas Susesco; Iran menderita karena kejahatan Reza Pahlevi; bahkan kita Indonesia saat ini menangis, merintih dan menjerit karena ulah sebagian pemimpin kita yang hanya mengejar kursi, jabatan dan popularitas diri.

Kedua, kita sebagai masyarakat dan warga negara yang

baik harus ikut berpartisipasi dalam mengawal dan mengawasi kebijakan para pemimpin, dan melakukan sikap yang terpuji serta tidak merusak sarana dan prasaran negara. Syauqi Bekh dalam gubahan syairnya mengatakan, ”innamal umamul akhlaqu maa baqiyat fainhumuu dzahabat akhlaquhum dzahabuu (bangsa-bangsa akan maju

jika ditopang dengan akhlak yang mulia, sebaliknya bangsa-bangsa akan hancur lebur jika tidak ditopang akhlak mulia).”

Jika sikap tersebut yang kita aplikasikan, saya yakin bangsa kita akan mampu bangkit dari krisis yang berkepanjangan, serta sanggup bersaing dengan negara-negara lain yang telah maju, bahkan menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera di bawah naungan rahmat dan maghfirah Allah Swt. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam QS. Al-A’raf ayat 96:

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dengan demikian, syarahan ini dapat disimpulkan, untuk mewujudkan negara yang kuat dan jaya, subur dan makmur, dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan berakhlak mulia, serta memiliki sifat terpuji dan patut diteladani seperti sosok Rasulullah

Kepemimpinan Rasulullah Saw Sebagai Teladan Masyarakat Madani

25

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

Saw. Oleh karena itu, dalam rangka menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran, kami mengajak kepada seluruh aparat pemerintah dan warga negara Indonesia, mari kita bingkai diri ini dengan prilaku terpuji dan kita hiasi setiap gerak langkah kita dengan akhlak mulia. Mudah-mudahan negara kita menjadi negara yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran. Amin ya rabbal ’alamin.

27

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Ketika Barat hendak menjajah dunia Islam, Perdana Menteri Victoria pernah berpidato di hadapan parlemennya, ”Saudara-saudara, jika kita ingin berhasil mengalahkan negara-negara yang pen duduk-nya mayoritas Muslim, maka yang paling utama harus kita lakukan adalah bagaimana upaya kita menjauhkan mereka dari kitab Al-Qur’an, supaya mereka buta terhadap isi kandungannya. Sebab hanya dengan itu, kita akan berhasil menaklukkan mereka. Selama mereka berpegang teguh pada Al-Qur’an, selama itu pula kita tidak akan sanggup mengalahkan mereka”.

Pidato Victoria tersebut hadirin semakin menambah ke-yakinan kita, bahwa Al-Qur’an sangat penting untuk dibaca, di-pelajari, digali, dipahami, dijiwai, dan diaktualisasikan dalam ke-hidupan nyata, sekaligus diwariskan kepada generasi muda kita agar keberadaan Islam, kekuatan Islam, kebangkitan Islam, bahkan kejayaan Islam terus tumbuh dan berkembang sepanjang sejarah