Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)
46
LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016
Kita perhatikan, tidak sedikit anak muda kita yang terbius dalam budaya mabuk-mabukan, tenggak wiski, brandy, sampagne, blugne, martiny, vodka, AO, mansen, KTI, dan bir. Tidak sedikit anak muda kita yang telan BK, nipam, magadon, cimeng, heroin, kokain, adam, love dove, triple x, dan sabu-sabu. Bahkan, tidak sedikit anak muda kita yang ketagihan, over dosis, tersiksa, menjerit, merintih, memanggil ganja, morfin, ganja, morfin, sampai dia mati dalam ke-adaan tidak beriman. Nauzdubillah min dzalik
Dengan demikian, NAPZA merupakan penyakit masyarakat berbahaya yang dapat merusak, menggrogoti, memprorak-porandakan, bahkan menghancurkan generasi penerus bangsa. Karena itu, kita harus bertindak cepat dan akurat, cakap dan tanggap dalam mencegah, mengatasi, menghadang dan membendung peredaran dan penyalahgunaan NAPZA agar tidak dikonsumsi putra-putri bangsa. Dalam mengantisipasi hal tersebut, pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang Upaya Preventif Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA di Kalangan Generasi Muda,
dengan landasan QS. Al-Maidah ayat 90:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan.”
Demikian penegasan dan perintah Allah kepada kita agar men-jauhi mengkonsumsi khamar. Kita kaji lebih dalam, pada ayat tadi terdapat kalimat ”innama“, secara semantik dalam ilmu Ialaghah ini
termasuk “adat lil qasri” yang berfungsi untuk menspesifikasikan.
Maksudnya, mengkonsumsi khamar betul-betul perbuatan jelek setan yang harus dijauhi, kenapa demikian? Karena khamr adalah kotor, najis, dan dapat merusak akal. Demikian penjelasan Imam Ali as-Shabuni dalam Shafwa at-Tafasir.
Oleh karena itu, para ahli kesehatan bersepakat bahwa khamar baik dalam bentuk pil, serbuk, dan minuman atau yang kita kenal sekarang dengan istilah NAPZA merupakan “psichoterapic subtance”
Upaya Preventif Penanggulangan Penyalahgunaan Napza di Kalangan Generasi Muda
47
LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016
fungsi syaraf, otot, dan peredaran darah. Dampakanya kita saksi-kan, pemuda pecandu NAPZA yang tadinya gemuk sehat akan menjadi kurus kerempeng, apalagi yang sudah “ceking”, pemuda pecandu NAPZA yang tadinya cerdas bisa jadi seperti orang gila bahkan gila beneran. Sehingga pemuda pecandu NAPZA bukan menjadi pemuda pelopor dan penopang pembangunan, tetapi malah menjadi sampah pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan.
Padahal, di tangan pemudalah terdapat urusan umat, dan di kaki-kaki merekalah terdapat maju mundurnya negeri ini. Dapat kita bayangkan, apa yang terjadi di masa mendatang jika pemuda saat ini terbius dalam penyalahgunaan NAPZA. Karena itulah, ke-wajiban kita saat ini adalah harus menyelamatkan pemuda supaya tidak terjerumus ke lembah NAPZA dengan melakukan tindakan-tindakan preventif agar NAPZA tidak beredar dan dikonsumsi generasi muda.
Lalu, apa langkah preventif yang harus kita lakukan? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam surat Luqman ayat 17: “Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menjelaskan,
ayat tersebut merupakan inti ajaran Luqman Hakim yang ditanam-kan kepada anaditanam-kanya sebagai generasi penerus. Lalu, bagaimana kontektualisasi ayat tersebut jika kita kaitkan dengan upaya preventif kita dalam menyelamatkan generasi muda dari jeratan NAPZA?
Ayat tersebut mendeskripsikan bahwa untuk menyelamatkan generasi muda kita agar tidak tejerat dalam NAPZA ada dua langkah yang harus dilakukan:
Pertama, menanamkan pendidikan agama kepada
anak-anak, remaja, dan pemuda sejak dini. Kenapa hal tersebut harus di lakukan? Karena kita ketahui, bukankah dengan pemahaman
Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)
48
LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016
agama yang mendalam generasi kita akan memiliki filter untuk bisa memilah dan memilih mana yang hak dan yang batil, sekaligus dengan pemahaman ajaran agama yang kuat generasi muda kita memiliki inner power dalam menjauhi NAPZA.
Kedua, orang tua harus mampu menciptakan kehidupan
keluarga yang harmonis, dinamis, dan penuh kasih sayang. Sebab data statistik membuktikan bahwa 70% para remaja dan pemuda yang terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA adalah berasal dari kelurga broken home atau keluarga yang tidak harmonis yang tidak
mampu memberikan kasih sayang kepada sang anak. Akibatnya, untuk mendapatkan kasih sayang tersebut sang anak tidak sedikit yang berbuat nekad dan brutal, seperti kabur dari rumah membuat gerombolan pemuda funky, kebut-kebutan di tengah jalan, sampai
kepada mengkonsumsi NAPZA.
Namun, dua langkah itu saja tidak cukup apabila tanpa peran masyarakat, terutama para aparat pemerintah. Oleh kaerna itu, untuk memerangi NAPZA yang kita butuhkan sekarang adalah tindakan tegas dari penegak hukum terhadap para pengedar, pe-makai termasuk para pembuat NAPZA. Terus terang, kami bangga pada pemerintah yang telah berhasil membongkar pabrik ekstasi terbesar di Tanggerang dan Serang. Terus terang, kami bangga pada pemerintah yang telah berhasil menghancurkan ribuan botol minuman keras. Terus terang, kami bangga kepada pemerintah yang telah mengeksekusi mati para pemakai narkoba. Tapi, kami lebih bangga kalau pemerintah lebih bersikap tegas dengan me-nutup seluruh pabrik yang memproduksi minuman keras atau NAPZA.
Jika langkah tersebut yang kita lakukan insya Allah, sedikit demi sedikit, penyalahgunaan NAPZA di negeri ini bisa berkurang. Dan bagi kita umat muslim yang melakukan langkah tadi berarti telah melakukan amal shaleh sebab bermanfaat bagi diri, masyarakat dan bangsa. Dan barang siapa yang melakukan amal shaleh, maka Allah akan membalasnya dengan pahala yang besar. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam surat al-Maidah ayat 9:
Upaya Preventif Penanggulangan Penyalahgunaan Napza di Kalangan Generasi Muda
49
LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan ber-amal shaleh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati
Dari syarahan ini dapat disimpulkan bahwa penyalah gunaan Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif atau yang lebih dikenal dengan NAPZA adalah penyakit berbahya yang dapat me-wabah, menggerogoti dan memporakporandakan generasi muda penerus bangsa. Maka kita mempunyai kewajiban untuk mengatasi dan menghadangnya agar penyalahgunaan NAPZA tersebut tidak terus bertambah, dengan melakukan langkah-langkah preventif, antara lain, menanamkan pendidikan agama kepada generasi muda, menciptakan keluarga yang harmonis penuh kasih sayang, dan ketegasan aparat dalam menindak para pengedar, pemakai, dan pembuat NAPZA. Kita berdoa mudah-mudahan para generasi muda kita dijauhkan dari mengkonsumsi NAPZA. Amien.
51
هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا
لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا
دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ
Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.
Baru-baru ini, Political and Economic Rich Consultancy, sebuah
lembaga penelitian yang bermarkas di Hongkong dan Transparancy Global Index, sebuah lembaga penelitian yang beralamat di Jerman
melaporkan, bahwa Indonesia merupakan negara terkorup pertama di Asia dan negara terkorup ketiga di dunia.
Kita perhatikan, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia saat ini telah memasuki tahap yang sangat meng-khawatirkan, ia telah melanda seluruh lapisan pemerintahan, mulai dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi, yaitu sampai presiden. Demikian pula halnya pada semua lapisan masyarakat. Pendek kata, KKN telah “mensistem” di negeri ini, telah mengakar, bahkan dengan meminjam istilah Bill Dalton pengarang buku Indonesia Hand Book yang dilarang beredar di Indonesia- telah
menjadi cara hidup kita sehari-hari. Semua institusi, termasuk yang dibentuk untuk menghambat KKN, juga melakukan praktik KKN.