• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

68

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

kesempatan kali ini kami akan menjelaskan Kewajiban Memakmurkan Masjid. Dengan landasan QS. At-Taubah ayat 18:

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu hanya-lah orang-orang yang beriman kepada Alhanya-lah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Secara eksplisit, ayat tersebut menjelaskan tentang kewajiban muslim untuk memakmurkan masjid Allah. Dan orang-orang yang memakmurkan masjid Allah adalah mereka yang beriman kepada Allah, hari akhir, mendirikan shalat, serta tidak takut kepada se-suatu selain Allah. Sedangkan orang kafir (yang ingkar kepada Allah), orang fasik (yang suka berbuat dosa), dan orang munafik (yang suka berdusta) tidak mungkin mau memakmurkan masjid Allah. Hal ini sebagaimana dikemukakan Khalid Abdurrahman al-Aki dalam Shafawatul Bayan li Ma’ani al-Qur’an, bahwa tidak ada

orang yang mau memakmurkan dan menjaga masjid, kecuali orang-orang yang membenarkan terhadap ke-Esaan Allah dan hari akhir. Adapun orang-orang kafir dan musyrik mereka sering merusak masjid-masjid Allah.

Sebagai bukti kita saksikan bersama tragedi di Ambon; masjid-masjid dibombardir. Kejadian di Poso; ratusan masjid-masjid dibumi-hanguskan. Bahkan akhir-akhir ini di Palestina; Masjidil Aqso sebagai lambang kebanggan umat Islam sedunia hendak diambil alih untuk dijadikan Gereja oleh Zionis Isarel yang notabene orang Yahudi.

Muncul pertanyaan, bagaimana langkah konkrit kita dalam menjaga dan memelihara masjid? Prof. Dr. Quraish Syihab dalam

Wawasan al-Qur’an mengatakan, setiap mukmin dituntut untuk

me makmurkan masjid dengan cara menjadikan masjid sebagai tempat sujud (shalat), melakukan ibadah ritual, serta rekayasa sosial demi kemajuan kehidupan umat Islam, sebagaimana dicontohkan Rasulullah pada waktu di Madinah.

di-Kewajiban Memakmurkan Masjid

69

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

emban masjid Nabawi dalam rangka membangun tatanan ke-hidupan yang Islami. Berawal dari masjid, Rasulullah membina akidah umat, sehingga tercipta akidah dan keyakinan yang mantap. Berawal dari masjid, Rasulullah melakukan konsolidasi, sehingga tercipta umat Islam kokoh dan kuat. Bahkan berawal dari masjid, Rasulullah menentukan startegi perang, sehingga umat Islam meraih kemenangan. Maka pantas kalau Prof. Mukti Ali berpendapat bahwa masjid merupakan Central of Civilitazion, menjadi pusat dan

pangkal peradaban serta aktifitas muslim.

Namun sayang, fungsi dan peran masjid dari hari ke hari semakin mengalami penyempitan. Masjid kadang-kadang hanya sebagai tempat ibadah ritual saja, itupun hanya beberapa gelintir orang yang sadar akan shalat di masjid. Lebih ironis lagi, kadang kala masjid dikambinghitamkan sebagai sumber pertentangan, perselisihan, bahkan permusuhan dan persengketaan antar golongan. Gara-gara beda aliran, beda paham, lain mazhab, enggan pergi ke masjid, akibatnya lahir masjid-masjid mewah sebagai tandingan, muncul masjid-masjid megah sebagai simbol golongan, bahkan marak dan merebak masjid-masjid berarsitektur Eropa tapi kosong dari nilai-nilai takwa.

Oleh karena itu, Allah mengingatkan kita melalui firman-Nya dalam surat At-Taubah ayat 108:

“Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesunguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mendirikan masjid harus di-dasari dan didorong oleh ketakwaaan kepada Allah, sebab dengan ketakwaanlah kita bisa memakmurkan masjid. Dengan demikian, tujuan-tujuan lain di luar tujuan takwa kepada Allah harus di hindari, bahkan harus dibuang jauh-jauh dalam rangka memakmurkan masjid. Apakah itu kepentingan pribadi, materi, ideologi maupun politik. Rasulullah Saw bersabda: “Masjid-masjid tidak wajar untuk

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

70

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

tempat kencing atau membuang sampah. Ia hanya untuk (dijadikan tempat) berdzikir kepada Allah, taat dan membaca (belajar) al-Qur’an”.

Lalu, bagaimanakah kesadaran muslim untuk memakmurkan dan mengfungsikan masjid di negara kita ini? Alhamdulillah, di

kota-kota sekarang muncul kesadaran masyarakat untuk memakmurkan masjid dengan ditandai munculnya DKM (Dewan Kesejahteraan Masjid), IRMA (Ikatan Remaja Masjid), malah tak mau ketinggalan muncul INEM (Ikatan Nenek-nenek Nasjid). Mereka shalat berjamaah, dzikir bersama, dan membaca Al-Qur’an bersama-sama. Mudah-mudahan ini semua merupakan langkah awal dan awal melangkah untuk menjadikan masjid sebagai sarana pembinaan sekaligus wahana mempererat tali persatuan dan kesatuan sesama muslim. Sebab, tiada bangunan yang bisa membina kesatuan muslim secara terpadu, menciptakan komitmen menjadi satu, serta menghilangkan kultus individu, kecuali hanya satu bangunan yang dinamakan masjid.

Oleh sebab itu, mulai saat ini jangan muncul lagi istilah masjid Muhammadiyah, masjid NU, masjid Persis, termasuk jangan sampai kita mendengar ada masjid Soeharto, masjid Gus Dur, masjid Abu Rizal Bakrie, bahkan masjid SBY. Tapi hanya ada satu masjid, yaitu masjid umat Islam. Yang merasa Islam, silahkan bina, juga memakmurkan serta lestarikan masjid. Dan yang bukan umat Islam, jangan sekali-kali coba mengotori, mencemari apalagi merusak masjid. Bagaimanapun dan dengan cara apapun. Dan ketika kita memakmurkan masjid berarti kita sedang beramal shaleh. Dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Sebagaimana dijanjikan Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 9: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.

Dengan demikian, dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa kita memiliki tanggung jawab moral untuk memakmurkan masjid. Baik untuk sarana ibadah ritual maupun sosial dalam rangka

Kewajiban Memakmurkan Masjid

71

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

menciptakan kehidupan umat Islam di masa yang akan datang dengan ketakwaan yang menjadi dasar dan landasan dalam membina dan memakmurkan masjid. Oleh karena itu, kewajiban kita saat ini mari kita makmurkan masjid. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa memakmurkan masjid. Amien.

73

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati.

The greatest problem that has confronted man from immemorial is the moral problem (masalah terbesar yang dihadapi manusia sejak zaman

dahulu kala sampai saat ini adalah masalah dekandensi moral), demikian ungkapan Abu A’la al-Maududi dalam bukunya Ethical View Point of Islam.

Kini, di tengah-tengah kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara, masalah dekadensi moral sedang menggejala dan mewabah, marak dan merebak, dalam berbagai bidang kehidupan. Kita saksikan, dalam bidang sosial: perjudian, perzinahan, mabuk-mabukan, pencurian, bahkan pembunuhan semakin merajalela. Dalam bidang hukum: ketidakadilan, jual beli hukum, mafia pengadilan ada di mana-mana. Dalam bidang politik pemerintahan: desakralisasi kekuasaan, degradasi kredibilitas, budaya hipokrit, budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme, bahkan akhir-akhir ini kita masih mendengar betapa moralitas pemimpin kita sering

URGENSI KETELADANAN AKHLAK KARIMAH