• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

150

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

kepada kita, saya, saudara, dan seluruh anak muda di negeri ini agar jangan hanya duduk termenung, berpangku tangan, malas-malasan, tidur-tiduran, bahkan menjadi penganguran. Namun, kita harus bangkit berdiri, menyingsingkan lengan baju, mengeluarkan segenap tenaga, mengoptimalkan semua potensi untuk mencipta-kan lapangan kerja, membuat karya, dan membangun usaha. Setuju?

Untuk itulah hadirin, kita harus menanamkan dalam diri kita mental-mental entrepreneur sejati, yang siap menjadi pengusaha mandiri, tanpa tergantung menjadi pegawai negeri. Sebab hanya dengan menjadi entrepreneurlah, kemiskinan dan pengangguran di negeri ini akan cepat terkurangi.

Mengingat pentingnya hal tersebut, maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas, “Perspektif Al-Qur’an tentang Entrepreneurship”,

dengan landasan QS. Ar-Ra’du ayat 11:

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikuti ber-giliran, di muka dan belakangnya, mereka menjaganya atas nama Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitab Musykilatul Faqri wa Kaifa Alajaha fil Islam mengatakan, ayat tadi merupakan intruksi langsung

dari Allah agar kita jangan menjadi pribadi yang asketism, yakni

pasrah pada nasib dan kemiskinan. Namun kita harus merubah diri, salah satunya dengang bekerja keras dan menjadi entrepreneur.

Jika kita kaji lebih dalam, ayat tadi sejalan dengan sabda Rasulullah, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari.”

Dengan demikian hadirin, dalam pandangan Al-Qur’an, bekerja, berwirausaha atau menjadi intrepreneur merupakan

per-Perspektif Al-Qur’an Tentang Entrepreneurship

151

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

buatan yang mulia. Terlebih jika hasil dari bekerja itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup agar tidak tergantung kepada orang lain, atau untuk menafkahi istri dan anak-anak. Islam tidak mengajarkan asketism, menerima nasib apa adanya. Tapi, Islam

meng anjurkan kepada seluruh pemeluknya agar memiliki etos kerja yang tinggi dalam rangka mencari rezeki.

Suatu ketika, seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw. Laki-laki itu meminta sedekah kepada Rasulullah saw. , untuk dirinya dan keluarganya. Tidak seperti biasanya yang jika diminta langsung memberi, kali ini Rasulullah tidak segera memberi. Tampak nya, Rasulullah ingin memberi pelajaran kepada laki-laki itu.

“Apakah engkau masih memiliki sesuatu di rumahmu?”, tanya

Rasulullah. “Ya, sebuah tempat air untuk minum dan beberapa selimut tebal untuk menahan dingin,” jawab laki-laki itu.

Rasulullah menyuruh laki-laki itu membawa barang-barang tersebut. Kemudian Rasulullah melelangnya. Hasil pelelangan sebesar dua dirham. Satu dirham dibelanjakan untuk kebutuhan keluarga laki-laki itu, dan satu dirham lagi dibelikan kampak. Kemudian, Rasulullah sendiri yang membuatkan gagang kampaknya.

“Ambillah kampak ini, pergilah mencari kayu bakar, dan jangan menampakkan wajahmu lagi kepadaku kecuali setelah lima belas hari,” tegas

Rasulullah saw.

Setelah lima belas hari, laki-laki itu kembali menghadap Rasulullah dengan membawa uang lima belas dirham yang merupakan sisa setelah digunakan untuk belanja kebutuhan keluarganya. Jika sebelumnya laki-laki itu datang dengan wajah murung, kali ini dia datang dengan wajah berseri-seri. Rasulullah pun bersabda, “Ini lebih baik bagimu daripada kelak kamu datang pada hari Kiamat dan bayangan meminta-minta tergambar di wajahmu.”

Dari kisah tersebut kita dapat menarik benang merah bahwa Islam sangat melarang umatnya bermalas-malasan, berdiam diri, dan menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Islam menghendaki umatnya agar gigih bekerja menjemput rezeki

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

152

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sungguh mulia orang yang bekerja mencari kayu bakar atau memulung sampah sekalipun jika dibandingkan orang yang berdiam diri atau meminta-minta kepada orang lain, apalagi jika kondisi fisiknya masih kuat dan sempurna.

Islam memuliakan orang yang bekerja bukan karena bentuk dan hasil pekerjaannya, melainkan karena kemauannya untuk bekerja dan kesungguhannya untuk mencari rezeki agar bisa hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Penghargaan Islam yang diberikan kepada orang-orang yang bekerja diantaranya seperti digambarkan dalam hadis Nabi. Dari Abu Hurairah ra. , bahwasanya Rasulullah saw. , bersabda,

“Sesungguhnya ada dosa-dosa yang tidak terhapuskan dengan melakukan shalat, puasa, haji, dan umroh. Para sahabat bertanya, “Lalu apa yang dapat menghapuskannya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Bersemangat dalam mencari rezeki.” Dalam hadis lain, Aisyah menuturkan bahwa

Rasulullah saw. , bersabda, “Barangsiapa yang bekerja seharian sampai terasa lelah untuk mencari rezeki yang halal, niscaya diampuni dosa-dosanya ketika ia tidur di malam hari.” (HR. Ahmad).

Lalu, bagaimanakah kiat sukses menjadi entrepreneur itu? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Profesor Emeritus Muhammad Sulaiman dalam bukunya Jejak Bisnis Rasul mengatakan, ayat tadi menjelaskan kepada kita bahwa

dalam diri Rasulullah itu terdapat teladan terbaik dan kepribadian yang luhur. Sebagai figur teladan, sosok Rasulullah memiliki potensi yang luar biasa dalam segala aspek kehidupan. Tidak heran bila seorang penulis Barat, Michael H. Hart di dalam bukunya yang sangat terkenal The One Hundred Ranking of Most Influential Person in Histrory meletakkan Rasulullah pada nomor satu sebagai

Perspektif Al-Qur’an Tentang Entrepreneurship

153

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

tokoh paling berpengaruh di dunia. Hal ini tidak terlepas dari kegemilangan Rasulullah dalam memimpin umat dan kesuksesan beliau dalam menjalankan bisnis.

Dengan demikian hadirin, agar kita sukses menjadi intre-preneur tidak ada cara lain kecuali meneladani akhlak Rasulullah dalam berbisnis. Sejarah membuktikan, Rasulullah dalam berbisnis tidak hanya mencari keuntungan materi semata, tetapi juga men-jadikan bisnis sebagai aktifitas ibadah yang penuh makna. Bahkan, Rasulullah dalam berbisnis sudah menerapkan apa yang disebut dengan etika dan manajemen bisnis modern yang berlaku saat ini. Pantas, kalau Amirulloh Syarbini dan J. Haryadi dalam bukunya

Rasulullah Sebagai Pebisnis Ulung menegaskan bahwa Rasulullah

adalah satu-satunya pebisnis yang memadukan nilai-nilai etika dan manajemen modern dalam bisnisnya.

Kita perhatikan, Rasulullah dalam berbisnis selalu berkata jujur, tidak pernah mengurangi timbangan, tidak pernah melakukan penipuan, tidak menjelekkan bisnis orang lain, bersih dari unsur riba, tidak menimbun barang, tidak melakukan monopoli dan oligopoli, membayar upah sebelum keringat kering, teguh menjaga amanah, selalu menepati janji, murah hati, dan bersikap adil dengan siapa pun.

Rasulullah juga telah menerapkan manajemen modern dalam bisnisnya. Beliau menggunakan manajemen yang handal, marketing yang hebat, mengutamakan kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul, pandai melakukan segmentasi pasar, bersaing dengan sehat, visioner, kreatif, siap menghadapi perubahan, bahkan memiliki tanggung jawab dan kepeduliaan sosial (corporate social responsibility)

yang tinggi.

Lalu, bagaimanakah dengan praktik bisnis di negara kita? Melihat pebisnis kita saat ini, sungguh jauh berbeda jika dibandingkan dengan apa yang pernah diterapkan oleh Rasulullah saw ketika itu. Kita lihat, pebisnis kita pada umumnya berlaku tidak jujur, culas, saling menipu, dan saling membantai satu dengan yang lainnya. Bahkan, tidak sedikit pebisnis kita yang melakukan

Panduan & Contoh-Contoh Pensyarahan Musabaqah Syarh Al-Qur’an (MSQ)

154

LPTQ Tingkat Provinsi Banten 2016

berbagai cara untuk menggolkan sebuah tender atau proyek. Ada yang melakukan praktik suap, mark up, manipulasi, bahkan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Eksesnya, Bank Century kebobolan, uang pajak bororotan, Citi Bank kecolongan, bahkan Bank Mega dan El-Nusa pun kemalingan hingga 111 milyar. Betul?

Padahal hadirin, segala perbuatan akan kembali kepada pelakunya. Pebisnis yang jujur dan adil akan mendapatkan balasan berupa keuntungan materi dan keberkahan hidup. Sebaliknya pebisnis yang nakal akan mendapatkan balasan berupa azab dan hukuman. Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya QS. Al-Zalzalah ayat 7-8:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang melaukan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.”

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami hormati

Dengan demikian, dari uraian tadi dapat disimpulkan, menjadi entrepreneur, pebisnis, dan pengusaha merupakan aktivitas yang mulia dalam rangka menciptakan kehidupan yang mandiri, terlebih jika dalam menjalankan aktivitas tersebut menerapkan etika qur’ani seperti yang dicontohkan Nabi. Akhirnya, semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi pengusaha mandiri yang siap membangun negeri. Amin.

155

هتكا ب�و لهلا ةحمرو كميلع ملاسلا

لىعو ن ي�لسرلماو ءايبنألا ف ش�أ لىع ملاسلاو ةلاصلاو ن ي�لماعلا بر لهل دملحا

دعباما - ن ي�ع بحمأ هبصحو لهآ

Dewan Hakim yang terhormat

Hadirin se bangsa dan se tanah air yang kami banggakan.

Pada hari Toleransi internasional, tanggal 16 November tahun 2015, Ismail Hasani, seorang direktur dari lembaga riset bernama “setara Institute” mengumumkan hasil penelitiannya tentang 10 kota paling toleran di Indonesia. Dari 10 kota tersebut, tidak ada satu pun kota paling toleran yang berada di pulau Jawa.

Hasil penelitian tersebut hadirin, seolah-olah memberikan peringatan kepada kita, bahwa di provinsi Banten tidak mustahil akan terjadi kerawanan dan konflik antar ummat beragama, yang akan meluluh lantakkan stabilitas daerah, mengganggu roda perekonomian, menciptakan suasana mencekam, masyarakat ke-takutan, pemerintah kelabakan, para kyai kerepotan, dan pengusaha berlarian, dampaknya pembangunan yang sudah di laksana kan, pasti berantakan, dan pembangunan yang kita rencana kan, pasti ngambang tak karuan, tak jelas kapan dilaksanakan. Na’udzu billah min dzalik.

MELURUSKAN KONSEP DAN PRAKTEK