• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Senjata dan Buku Berdampingan”

Dalam dokumen Kelahiran dan Awal Masa Kanak-kanak (Halaman 160-164)

Seiring dengan meningkatnya tindak terorisme dan kondisi yang se-cara umum memburuk, Nursi membawa “lima atau enam senapan Mauser,” lagi-lagi berkat “kesederhanaan hidupnya”.41 Pendidikan murid-muridnya sekarang meliputi juga pelatihan perang gerilya. Nursi biasa membawa mereka naik gunung dan meletakkan beberapa telur untuk menjadi sasar-an tembak. Nursi aksasar-an menghadiahi mecidiye (koin perak) pada siapa saja yang berhasil menembak telur itu. Murid-murid Nursi menjadi begitu ter-ampil dan berani sehingga saat mereka naik gunung untuk berlatih, ger-akan revolusioner Armenia ger-akan ketakutan dan menyingkir.42

Dengan pribadinya yang karismatik dan kemampuannya menggelo-rakan cinta dan pengabdian yang besar dari para murid dan pengikutnya, Nursi mampu menyuntikkan keberanian dan daya tahannya sendiri yang tanpa tanding, dan menggerakkan mereka untuk bertindak dengan penuh keberanian. Dia menerangkan kegiatan ini sebagai berikut: “Pada hari-hari itu beberapa waktu yang lalu, keterikatan yang penuh sayang dari murid-murid Said Lama terhadap gurunya begitu tinggi sehingga mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi gurunya. Oleh karena itu, Said Lama mampu menahan gerakan revolusioner Tasnak Armenia di sekitar Van dan Bitlis, tempat mereka sangat aktif bergerak, dan bahkan meng-hentikannya pula sampai batas-batas tertentu. Dia mencari senapan Mauser untuk para muridnya, dan untuk sementara madrasahnya seper ti barak dengan senapan dan buku berdampingan. Kemudian seorang jen-deral tentara mengunjunginya. Begitu melihat senjata dan buku-buku ini, ia berucap: ‘Ini bukan madrasah, ini barak.’ Karena insiden Bitlis, jen-deral itu menjadi curiga dan memerintahkan agar senapan-senapan kami disita. Sebulan atau dua bulan kemudian, Perang Besar pecah dan saya meminta kembali senapan-senapan saya.”43

Cerita dari tiga calon murid yang mengunjungi madrasah Nursi cocok dengan gambaran ini.

Pada saat itu, belajar di madrasah di Timur seperti ini: ustaz tidak me-ngajar apa-apa. Sebenarnya, dengan perantaraannya, rakyatlah yang memenuhi kebutuhan siswa. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan materiel yang mencegah seseorang untuk belajar. Para guru dipilih hanya karena ilmunya. Jadi, jika seseorang dikenal sebagai ulama besar, dia akan pu-nya bapu-nyak murid; setiap orang akan ingin menjadi muridpu-nya. Beberapa teman dan saya berkumpul dan mulai mencari guru yang baik pada saat kami menerima kabar tentang Molla Said yang terkenal di Van, yang mengajar di sebuah madrasah yang disebut Horhor.

Kami bertiga pergi ke sana. Ustaz Efendi tidak ada di tempat saat ka mi tiba, dan seseorang yang dipanggil Molla Habib menemui kami dan mempersilakan kami masuk. Dia menyuruh kami menunggu, sam-bil berkata bahwa ustaz akan segera datang. Pada saat itu, dinding ma-drasah menyita perhatian kami, karena tergantung di sana jajaran se-napan Mauser dan berbagai senjata, pedang, belati, dan sabuk peluru. Berdampingan dengan senjata-senjata ini adalah buku-buku di rak ba caan. Terus terang kami terpesona. Tidak lama kemudian para siswa mem beritahukan bahwa ustaz mereka datang. Kami menegakkan badan. Dia masuk, mengucapkan selamat datang kepada kami, dan bertanya ke-napa kami datang.

Hal kedua yang menarik perhatian kami dan memesona kami adalah cara ustaz berpakaian, karena kami tidak melihat pakaian ulama agama yang biasanya kami tahu dan kami kira. Dengan peci berbentuk kerucut di atas kepala, sepatu bot di kakinya, belati di pinggang, dan langkah tegap, bagi kami dia lebih mirip tentara atau perwira tinggi daripada seorang ustaz. Sesungguhnya, karena usianya yang muda, kami meragukan ilmu-nya. Saat itu Molla Habib, murid yang paling mumpuni ilmunya, sedang mempelajari karya-karya sejenis Molla Jami. Dia seperti sersannya murid.

Kami mengatakan bahwa kami datang untuk belajar kepada Molla Efendi. Molla Efendi bilang: “Bagus, tetapi saya punya syarat. Kalian bisa belajar asalkan dapat memenuhi syarat ini.” Kemudian dia menambah-kan: “Tidak ada kemungkinan untuk kembali bagi seseorang yang telah belajar dengan saya. Dia akan tetap bersama saya sampai akhir hayatnya.” Kemudian dia berkata: “Jangan mengira kalian bisa menerima dan ber-janji hari ini, kemudian nanti pergi kalau merasa jemu atau dengan alasan apa pun, karena gubernur Van sahabat dekat saya. Saya dapat membawa kalian kembali ke sini dengan bantuannya. Malam ini kalian tamu saya.

Bermalamlah di sini dan timbang-timbanglah, kemudian ambil keputusan pagi harinya.”

Kami bingung dan tidak tahu harus berkata apa tentang syarat itu. Kami berkonsultasi dengan Molla Habib, menanyakan apakah dia di sana dengan persyaratan yang sama. “Ya,” jawabnya. “Kami dahulu berjanji dan kemudian tinggal di sini. Betul, memang tidak mudah, tetapi penge-tahuannya betul-betul luar biasa. Tetapi Anda yang paling tahu, lakukan apa yang sekiranya terbaik bagi Anda.” Kami dengan menyesal menunduk-kan kepala dan kemudian—setelah mengatamenunduk-kan bahwa kami tidak dapat menerima persyaratan itu—pergi.44

Catatan Akhir

1. Şahiner, Bilinmeyen (edisi ke-13), 154. 2. Nursi, Kastamonu Lahikası, 46.

3. Danişmend, Izahlı Osmanlı Tarihi Kronolojisi, 4: 383. 4. Lihat McCarthy, Ottoman Peoples and the End of the Empire. 5. Zurcher, Turkey, 109.

6. Nursi, Damascus Sermon, 59-66.

7. Şahiner, Bilinmeyen (edisi ke-13), 155; Badıllı, Nursi, 1: 354. 8. Zurcher, Turkey, 109.

9. Surat kepada Menteri Pendidikan Teufik Ileri tertanggal 19 Agustus 1951, dikutip dalam Badıllı, Nursi, 1: 352-53.

10. Risale-i Nur Külliyati Müellifi, 95.

11. Sekarang ada pengecualian untuk ini; lihat Zurcher, Unionist Factor, idem,

Turkey; Macfie, End of the Empire.

12. Stoddard, “The Ottoman Government and the Arabs.” Terjemahan bahasa Türki dari buku ini telah diterbitkan dengan judul Teskilat-i Mahsusa. Dalam buku ini, semua acuan dalam buku ini mengacu pada terjemahan terakhir. 13. Stoddard, Teskilat-i Mahsusa, 182-83.

14. Kuscubasi, Hayber’de Bir Türk Cengi. Terjemahan bahasa Inggris: The Turkish

Battle of Khaybar.

15. Stoddard, Teskilat-i Mahsusa, 52. 16. Kutay, Çagımızda 116.

17. Ibid., 138-40. 18. Erdem, Davam, 193. 19. Ibid., 193.

21. Nursi, Emirdağ Lahikası(edisi 1959), 2: 187. 22. Uslu, Badiuzzaman’in Kardeşi, 37.

23. Satu-satunya eksemplar buku ini dijaga dan diterbitkan sebagai edisi fak-simile: Nursi, Ta’liqat ‘ala Burhan al-Galanbawi fi all-Mantiq.

24. TDVIA, S.V. “Gelenbevi,” karya Serafettin Golcuk dan Metin Yurdagur. 25. Nursi, Kastamonu Lahikası, 140.

26. Lihat Hamza, “Tarihce,” dalam Asar-i Bedi’iyye, 674. 27. Nursi, Opening Sura, 9; idem, Signs of Miraculousness, 14-15.

28. Literatur, “Statement of Purpose.” Nursi, Signs of Muraculousness, 19. 29. Lihat Erdem, Davam, 193; Abdurrahman, Tarıhçe-i Hayatı, 35; Nursi, Signs of

Miraculousness, 15.

30. Nursi, Letters, 433.

31. Tahir Pasya, yang pada saat itu sakit, kembali ke Istanbul sekitar awal 1913 kemudian meninggal pada November tahun itu. Lihat Şahiner, Son Şahitler, 3: 16-20. Dia digantikan oleh Tahsin (Uzer) Bey, yang juga seorang kawan dekat Nursi.

32. Untuk beberapa dokumen tersebut, lihat Şahiner, Badiuzzaman Universitesi, 109; Danişmend, Izahlı OsmanlıTarihi Kronolojisi, 4: 409.

33. Ibid., 132.

34. Nursi, Lem’alar, 71.

35. Öke, Yuzyılın Kan Davası, 75; Macfie, End of the Ottoman Empire, 109; Danişmend, Izahlı Osmanlı Tarihi Kronolojisi, 4: 409.

36. Untuk mendapatkan keterangan terperinci, lihat Balcioglu, Teskilat-i

Mah-susa’ dan Cumhuriyete, 169-73. Bruinessen memberi 1912 atau 1913 sebagai

tahun penanggalan, tetapi komentar-komentar bahwa “semua keterangan mengenai pemberontakan ini saling bertentangan.” Lihat Bruinessen, Agha,

Shaikh and State, 337 n. 4. Baik itu Nursi (Rays, 383) maupun saudaranya

Abdulmecit (Badıllı, Nursi, 1: 367) menyatakan bahwa hal ini terjadi pada malam Perang Dunia Pertama.

37. Öke, Binbasi E.W.C. Noel, 14.

38. Mengenai kegiatan-kegiatan orang Armenia, lihat Nalbandian, Armenian

Revolutionary Movement.

39. Badıllı, Nursi, 1: 367. 40. Nursi, Rays, 383.

41. Nursi, Emirdağ Lahikası(edisi 1959), 2: 187. 42. Nursi, Rays, 518.

43. Ibid., 518.

6

Dalam dokumen Kelahiran dan Awal Masa Kanak-kanak (Halaman 160-164)