• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Masyarakat Dewasa dan Berkesadaran

K

artu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar (KIS dan KIP) merupakan salah satu kebijakan dari Presiden Joko Widodo dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin Indonesia. Dua kartu itu akan segera dibagikan kepada masyarakat Indonesia yang benar-benar memerlukan. Di tengah politik yang sedang sakit, bagaimanakah manfaat kartu-kartu itu bagi masyarakat dan masa depan Indonesia?

“Kesakitan” politik Indonesia sekarang bisa dilihat bagaimana riak politik panas yang ada di parlemen. Dua kelompok politik di lembaga yang seharusnya terhormat itu, secara tidak tahu malu memperlihatkan sifat politik nyeleneh di hadapan masyarakat Republik Indonesia. Masing-masing kelompok ngotot dengan pendiriannya sehingga secara nyata telah terbelah. Kenyataan ini terlihat dengan adanya kelompok yang melakukan sidang paripurna sendiri sebagai respon terhadap kelompok lainnya yang juga tuli buta terhadap realitas masyarakat banyak. Padahal Presiden Jokowi dan tokoh-tokoh lain di eksekutif telah melakukan upaya perdamaian. Setidaknya upaya untuk itu telah berhasil, meski masih minor karena tidak mampu mempengaruhi kepanjangan tangannya di parlemen.

Maka, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar mempunyai posisi impian dalam kerangka memeperbaiki mental Indonesia di masa depan. Artinya keberhasilan pelaksanaan dua jenis kartu ini akan memberi kontribusi bagi masa depan politik Indonesia. Tentu tidak sekedar iklim politik saja yang menjadi sasaran masa

depan kartu iitu. Sasaran utamanya adalah kecerdasan dan kesehatan masyarakat serta generasi muda. Kecerdasan bisa meliput segala segmen. Akan tetapi, karena politik Indonesia sekarang demikian memalukan, maka melalui dua kartu inilah diharapkan ke depan generasi politik yang tumbuh dengan berlatar dua kartu ini dapat diperbaiki secara mendasar.

Satu pendapat menyebutkan bahwa dua jenis kartu itu sesung- guhnya hanya merupakan gincu politis saja dari pemerintahan Joko Widodo dengan memanfaatkan kondisi sosial yang ada. Banyak ma- syarakat Indonesia, yang tidak tersentuh pendidikan menangah dan mempunyai indeks kesehatan yang rendah. Ini merupakan fakta sosial, tidak hanya di daerah pedalaman tetapi juga di perkotaan. Kota yang tumbuh akibat dari urbanisasi yang kuat, pada akhirnya juga mencer- minkan kehidupan desa dan pedalaman karena banyak orang seperti itu datang ke kota mencari penghidupan. Itulah yang mebuat tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan di kota juga tidak terlalu bagus. Apa- bila kemudian ada pendapat bahwa KIP dan KIS itu merupakan proyek politik, hal ini sah-sah saja. Tetapi apabila dilihat dari alur pesan dan tujuan dari “politik” KIS dan KIP tersebut, mempu nyai nilai-nilai ideal yang pantas dikembangkan di Indonesia. Karena itu, demi mengim- bangi kritik terhadap keluarnya kebijakan ini maka pemerintah harus benar-benar serius dalam melakukan pengelolaan. Bahwa menteri pendidikan dasar dan menengah bertemu dengan menteri sosial hanya beberapa hari setelah dilantik demi menindak lanjuti kebijakan KIP dan KIS, itu merupakan langkah positif yang mencerminkan keseriu- san pemerintah terhadap pilihan politik itu.

Dalam konteks kebijakan, yang pertama KIP dan KIS realisasinya tidak boleh parsial. Artinya, sasaran itu harus broad spektrum, meluas dan tidak mengenal sekat geografis. Seluruh wilayah Indonesia, pegunungan, desa, kota maupun perbatasan harus menjadi jangkauan kebijakan ini. Ada beberapa alasan untuk memperkuat ke”broadspektrum”an ini. Seperti yang telah disebutkan diatas, kekurangmerataan pendidikan itu tidak hanya di pedalaman tetapi juga di perkotaan. Sasaran utama yang mesti dilihat memang masyarakat pedalaman tetapi jangan sekali-sekali meninggalkan peerhatian kepada kota. Urbanisasi sekarang membuat tingkat

kekurangan pendidikan yang ada di pedalaman berpindah ke kota. Peningkatan pendidikan di kota akan memungkinkan juga penurunan angka kejahatan dan berpotensi meningkatkan peningkatan disiplin. Kejahatan dan absurditas di kota disebabkan oleh tidak adanya kesadaran cerdas dan kepintaran dari masyarakat.

Hal yang sama juga dengan kesehatan. Suasana alami pegunungan dan pedesaan mungkin memberikan iklim kesehatan yang lebih tinggi dibanding dengan kota. Tetapi karena tenaga kesehatan yang lebih banyak ada di perkotaan, membuat sentuhan teknis dan pemahaman tentang kesehatan secara akumulatif, justru kurang di desa. Akibatnya bisa fatal karena anggota masyarakat cenderung membiarkan penyakit yang ada. Akan tetapi, kota di jaman sekarang di Indonesia justru merupakan “ladang” berbagai penyakit. Kesemrawutan kota, dengan berbagai masalah kependudukan dan lingkungan, membuat di kota justru menjadi ladang berbagai macam penyakit. Demikian juga dengan penyebaran penyakit dari rumah sakit yang kebanyakan ada di perkotaan.

Intinya, baik kartu Indonesia sehat dan kartu Indonesia pintar, diperlukan oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Bagaimana dengan pengaruh terhadap tabungan masa depan politik Indonesia? Disinilah justru kepentingan utamanya. Politik merupakan kesadaran dan pendewasaan. Artinya berkesadaran untuk membangun masyarakat sejahtera dan dewasa untuk mengupayakan pencapaian tujuan itu. Di Indonesia sekarang, politik justru sangat absurd. Politisi hanya mampu menguasai politik sebagai sebuah kepentingan kelompok dan bahkan kekayaan. Untuk mengubah kepercayaan dan pemahaman ini perlu waktu banyak, panjang dan besar. Pendidikan dan kesehatanlah yang akan mampu menciptakan kesadaran dan pendewasaan itu, melalui proses yang bertahap. Pemerintahan Jokowi sekarang harus benar-benar melaksanakan raalisasi KIP dan KIS ini agar benar- benar tepat sasaran agar mampu mencapai masyarakat yang dewasa dan sadar akan budayanya. Karena absurditas politik itu terjadi di jaman Presiden Jokowi, maka tidak ada jalan lain, pemerintah harus benar-benar taktis, cermat, jujur dan sederhana dalam proses menjalankan pendidikan dan kesehatan ini demi membangun insan politik yang cerdas dan jujur di masa depan. 

PARTAI-PARTAI

Garis besar

Dokumen terkait