• Tidak ada hasil yang ditemukan

521"Adapun komentar admin salafy.or.id thd ana maupun website ana, tidaklah berguna

apa-apa. Karena perkataan mereka bagaikan angin -busuk- yang tak berpengaruh apa- 2 melainkan hanya menyebabkan mual" , tidak itu saja, Abu Salma melanjutkan:

"Sesungguhnya diriku yakin bahwa: Gonggongan anjing-anjing itu tidak membahayakan awan".

Allahul Musta’an.

Kedua, pernyataanmu yang berlindung dibalik ucapan Syaikh Salim Al-Hilaly (yang engkau katakan ada rekamannya) tidak akan mampu menjadikan kalian terbebas dari kewajiban untuk memberikan hujjah dan burhan atas fatwa yang kalian lontarkan kepada umat!! Jangan ajari umat untuk bertaqlid dan fanatik!! Bukankah hal ini yang engkau tuduhkan terhadap orang-orang yang fanatik kepada Syaikh Rabi’?

"Tiada lain dan tiada bukan, para ashaghir atau bocah-2 ingusan yang dangkal pemahamannya dan fanatik buta kepada beliau, dan mereka inilah orang-2 yang

memiliki semangat jahiliyah..."

Ataukah engkau hendak mengajari anak-anak ingusan itu pepatah "menggunting dalam lipatan, tangan sendiri yang jadi korban"?

Syaikh Rabi’Hafidhahullah telah membongkar kesesatan Abdurrahman Abdul Khaliq secara ilmiyyah dan kita menerimanya? Itukah ashaghir dan bocah ingusan yang fanatik buta kepada beliau?!

Syaikh MuqbilRahimahullah melarang kaum Muslimin untuk menyerahkan dananya kepada Ihya’ut Turots karena mereka gunakan untuk memecah belah dakwah Salafiyyah!! Dan kita membenarkannya!! Indonesia adalah salah satu korban nyata kejahatan kejinya!! Kuwait!! Yordania!! Amerika!! Kanada!! Belanda!! Arab Saudi!! Yaman!! Sudan!! Dengan apa ,, wahai Abu Salma kaum Muslimin dipecahbelah oleh Ihya’ut Turots?! Dinarnya!! Dan dinar ini pula yang kalian belalegalkan! Bahkan lebih dari itu, Firanda menyeru dalam ”Buku Emas”nya yang sekarang menjadi pegangan setiap Turotsi untuk berta’awun dengan yayasan Hizbiyyah tersebut!!

Syaikh Muqbil Rahimahullah telah memberikan jawaban yang sangat tepat ketika beliau ditanya tentang syubhat yang dilemparkan oleh Ihya’ut Turots bahwa mereka mendapatkan rekomendasi dari Kibar ulama!! Dan Firanda ternyata menggunakan ”taktik” syubhat kuno ini!! Syaikh Rabi’ Hafidhahullah telah memberikan jawaban yang sangat memuaskan bagi setiap pencari kebenaran dengan ucapan beliau:”Dan aku menasehati seorang Salafi yang jujur agar tidak menjerumuskan saudara mereka dalam berbagai perselisihan yang berkelanjutan, berkata ini dan berkata itu.

Aku telah menasehatkan kalian dalam banyak kesempatan agar kalian hendaklah menjauhkan diri dari berbagai sebab perselisihan. Bekerjasama dengan Ihya’ut Turots akan mengantarkan kepada pergolakan dan perselisihan diantara kalian.

Seorang Salafi yang jujur tidak akan mempermainkan dakwahnya dan saudara- saudaranya dengan menjerumuskannya ke dalam pergolakan khilaf, barakallahu fiikum”

Dan pernyataan beliau ini cukup untuk membantah kilah serta talbis Firanda:”Perpecahan tersebut tidak terjadi kalau saja kita bersikap benar dalam menghadapi perbedaan pendapat yang ada di kalangan Ahlus Sunnah...Selanjutnya kita balik pernyataan kalian (minimal keberadaan yayasan Ihya’ut Turots membuat perpecahan di kalangan Salafiyyun? Bukankah ini merupakan kemudharatan?). Keadaan kalian yang melakukan tahdzir dan hajr tanpa mengikuti aturan yang benar itulah yang menimbulkan perpecahan di kalangan Salafiyyun”(Lerai Pertikaian..., hal.246-247). Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana Firanda mencoba membantah dan menetralisir fatwa Syaikh Rabi’. Siapakah yang menjadi penyebab malapetaka perselisihan dan perpecahan? Salafiyyin ataukah Ihya’ut Turots? Perhatikanlah, di mana kebenaran itu berpihak?! Dan dari siapa talbis itu memancar? Berlaku jujurlah wahai Firanda!! Untuk kesekian kalinya kita katakan:

Buruk muka....janganlah cermin yang disalahkan!!

Dinar pecahbelah Ihya’ut Turots...janganlah Salafi yang dikambinghitamkan!!

Kalaulah engkau jujur, tentu akan mengakui dan menyatakan terus terang bahwa justru iming-iming harta Ihya’ut Turots-lah yang paling berbahaya!! Money Politik kaliber Internasional!! Tengoklah da’i kondang di kanan kirimu!! Merekalah contoh berharga betapa dinar telah membelokkan mata ”kebenarannya”!! Adapun Abdurrahman Abdul Khaliq?! Walaupun dia adalah anggota "Kibar Masyayikh" dari Ihya’ maka kesesatannya adalah suatu

kenyataan yang terang benderang!! Syaikh Rabi’ telah menyingkap kesesatannya demi keselamatan dan kemaslahatan umat!! Apakah mampu para da’i kondang di sekelilingmu membantah argumen-argumen yang dikemukakan oleh Syaikh Rabi’?! Tentu tidak akan mampu. Dan apakah mampu para da’i kondang di sekelilingmu menolak godaan dinar Hizbiyyah yang ditawarkannya? Jawabannya tentu sama, tidak akan mampu!!

Kalau demikian keadaannya, mana yang lebih berbahaya antara Abdurrahman Abdul Khaliq ataukah dinar Hizbiyyah yang ditebarkannya?

(Sekali lagi) Kalau kalian jujur, tentu mayoritas kalian sependapat dengan Syaikh Rabi’ ketika membantah berbagai kesesatan Abdurrahman Abdul Khaliq dan Ihya’ut Turots. Tetapi kalianpun harus jujur bahwa dalam masalah "dinar Hizbiyyah" tentu kalian lebih sependapat dengan Abdurrahman Abdul Khaliq!! Inikah realisasi dari teriakan:" Ihya’ut Turots yayasan hizbiyah sebagaimana dikatakan oleh para ulama, dan kami baro’ dengan kesesatan mereka... kami mentahdzir mereka dan selain mereka”.Allahul Musta’an.

"Kami baro’ dengan kesesatan mereka" tetapi bukankah "godaan" kesesatan mereka yang paling sulit untuk ditampik adalah dinarnya, wahai Abu Salma?!

"Kami mentahdzir mereka", jadi dinar Hizbiyyahnya bukanlah termasuk yang ditahdzir bukan?! Alangkah "uniknya" realisasi Al-Wala’ dan Al-Bara’ Sururi itu!!

Kami Bara’ dari Ihya’ tetapi kami masih Wala’ dengan hartanya!! Alangkah sempurnanya kehinaan ini.

Pembelaan kalian terhadap harta Ihya’ sudah cukup bagi kita untuk menentukan sikap, siapakah kalian sesungguhnya!! Sururi ataukah...Ikhwani?!!

Bukankah harta yang kalian terima sama dengan harta Ma’hadnya gembong Ikhwani Mudzakir Arif!! Bahkan sama dengan harta yang diterima oleh DDII yang memelihara orang- orang Khawarij di organisasinya yang bernama KOMPAK!! Tentu engkau tahu -wahai Yazid!- bahwa Ba’asyir teroris adalah salah satu saudaramu, dia menjadi penasehat KOMPAK Jawa Tengah (bukti terlampir, nama file Lampiran 10_Gembong Ikhwani Menjamu Sururi.jpg, Lampiran 11_Link Ikhwani - Sururi.jpg)!!

Ketiga, Kenapa engkau bersifat khianat, wahai Abu Salma?! Bukankah ketika Syaikh Salim (di daurah Masyayikh yang ke-3) memberikan pernyataan tentang bolehnya mengambil dana dari Ihya’ut Turots asal tanpa syarat32, ternyata diberi tahqiq dan komentar oleh Syaikh Ali Hasan bahwa untuk sekarang ini hal itu tidaklah mungkin!! APALAGI BELIAU TETAP MEMBERIKAN SYARAT (YANG TIDAK MUNGKIN KALIAN PENUHI) YAITU HARUS TETAP TEGAS TERHADAP HIZBIYYUN!! KEHADIRAN KITA BUKANLAH MERUPAKAN ”TAZKIYAH” BAGI MEREKA!! Bagaimana kalian bisa tegas sementara orang-orang Ihya’ di Indonesia adalah saudara seperjuangan kalian!! Abu Nida’!! Ahmas Faiz!! Yusuf Baisa!! Mudzakir Arif gembong Ikhwani adalah saudara kalian!! Jangan kalian berkelit dari saudara "sedinar" ini!! Kita memegang bukti kaset persaksian Ibnu Yunus di Jember yang bersama rekan-rekannya telah menyerahkan bukti-bukti kerusakan manhaj asatidzah kalian kepada Masyayikh Yordan!! Sesungguhnya hujjah telah sampai, wahai Abu Salma!! Adapun hidayah? Hanyalah Allah yang Kuasa.

Keempat, Kalau engkau berlindung di balik pernyataan Syaikh Salim Al-Hilali mengenai "dana IT dari Muslimin", kenapa engkau tidak secara terbuka menunjukkan kepada umat untuk berlindung pula dengan pernyataan beliau yang mentazkiyah peran Ihya’ut Turots dalam dakwah Salafiyyah Al-Mubarakah ketika mengisi daurah Ihya’ut Turots Kuwait cabang Jahra?!

32

Jelas bahwa dana Ihya’ut Turots tidak turun dengan gratis!! Adapun syaratnya, para Da’i nya harus membuatan proposal, harus ada kecocokan dengan program Ihya ut Turots terbukti dengan adanya studi kelayakan, foto orang/lembaga yang disumbang/laporan realisasi, dan konsekwensinya tidak akan mentahdzir Jum’iyyah Ihya’ut Turots (JI) dan Abdurahman Abdul Kholiq dalam majalahnya, kajiannya dll, minimal mereka akan mengatakan:”Adapun permasalahan Ihya’ut Turots dan bantuan dinar Hizbiyyahnya, ini ada khilaf yang syadid diantara para ulama!”. Jadi? Kita tawaquf (diam) tidak saling menyalahkan (tetapi silakan harta mereka terus dinikmati untuk membantu dakwah dan…para Da’i!!)” Berhati-hatilah dari talbis bergaya bahasa “missionaris Sinterklas” semacam ini. Dan terakhir, “para pasien” Ihya’ut Turots tersebut dipampangkan dan diumumkan di majalah resmi Ihya’ut Turots (sebagai bentuk pertanggungjawaban) lengkap dengan nama proyek, alamat, negara, besarnya “infus” harta yang disuntikkan. Tidakkah mereka bangga bahwa nama dan proyek mereka terpampang di majalah-majalah Hizbiyyah Internasional? Sebagai donatur? Bukan, tetapi sebagai pasien yang telah menghabiskan

523

Garis besar

Dokumen terkait