• Tidak ada hasil yang ditemukan

523 Bukankah "bingkisan suara" dari Abdurrahman di Kuwait telah sampai di tanganmu dan

Pembesar Hizbi-mu –Abdurrahman Tamimi- telah mendengarkan bahkan memberi komentar?! Lagi-lagi bukti ilmiyyah yang kita sodorkan dan jangan hanya kepandaian bersilat lidah yang kalian ajukan sebagaimana tulisanmu:

"Engkau bukanlah hakim yang dianggap keputusannya Bukan pula orang yang berketurunan tinggi lagi orang yang ahli dalam berdebat" Wahai orang-orang yang ahli dalam berdebat!! Wahai orang yang berketurunan tinggi (hati)!! Apakah kalian akan berkelit bahwa Syaikh Salim tidak mengetahui bahwa pengundangnya adalah Jum’iyyah Hizbiyyah Ihya’ut Turots Kuwait? Yang beliau ketahui tahu bahwa pengundangnya adalah seorang "Salafy"?! Sesungguhnya sebelum beliau berceramah SELAMA 1 MINGGU di IT cabang Jahra tersebut, pembukaannya diisi dengan sambutan dari moderator yang jelas-jelas menyebutkan bahwa penyelenggaranya adalah IT!! Dan ketika giliran beliau berceramah, beliau nyatakan bahwa daurah ini terselenggara atas kerjasama Markas Al-Albani di Yordania dengan"JAM’IYYATUNA Jam’iyyah Ihya’ut Turots fil Kuwait”!! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un!

Dan cukuplah waktu mengisi selama 1 minggu tersebut sebagai upaya untuk mengetahui sejelas-jelasnya siapa pula penyelenggara dan pengundangnya?! Tentulah dari rekaman daurah tersebut kita bisa membedakan apakah dalam rangka menasehati orang-orang Jum’iyyah Hizbiyyah tersebut agar berlepas diri dari IT ataukah justru "mengakui" eksistensi IT sebagai bagian dari dakwah Salafiyyah Al-Mubarakah?!! Bahkan kehadiran beliau di sarang Ihya’ut Turots apakah justru menjadi tazkiyah bagi mereka?!! Apakah beliau menasehati mereka agar berlepas diri dari kesesatan Ihya’ut Turots dan rujuk kepada Al- Haq!! Menjelaskan sepak terjang dan kesesatan Ihya’ut Turots dalam memecah belah Salafiyyin?!! Apakah beliau bersikap tegas kepada mereka sebagaimana syarat yang diajukan oleh Syaikh Ali Hasan? ataukah sebaliknya justru...Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Dan ini jelas-jelas bertentangan dengan syarat yang diajukan oleh Syaikh Ali Hasan sendiri (dari pengakuan Ibnu Yunus) yang sengaja tidak dipublikasikan oleh Majalah As-Sunnah At- Turotsy, Al-Furqan Al-Hizby, Fatawa Turotsiyyah dan majalah kalian lainnya!!33 Allahul Mustaan.

2. Dan orang yang "kualitasnya" seperti ini yang kalian ajukan sebagai "bemper" untuk bertarung di medan ilmiyyah wahai Abdurrahman Tamimi?! Mencoba "berunjuk gigi" untuk memberikan gambaran buruk kepada umat bahwa Syaikh Yahya Al-Hajuri telah sukses dikibuli oleh Asatidzah kami yang menanyakan bagaimana Salafiyyin seharusnya sikap Salafiyyin terhadap Yazid, Aunur Rafiq, Abdul Hakim Abdat dan pembela utama Ihya’ut Turots Indonesia Abu Nida? Mencoba "berdiplomasi khas Sururi" bahwa : " Jawaban syaikh Yahya adalah tidak salah, namun yang salah adalah pertanyaan dari penanya, karena penanya tidak bermaksud meminta hukum kepada Syaikh Yahya, namun penanya telah menghukumi terlebih dahulu kemudian melaporkan gambaran keadaan yang telah dihukumi tersebut kepada Syaikh. Sehingga jawaban yang diberikan adalah sebagaimana pertanyaan yang diajukan"

Kita katakan:

Sesungguhnya Yazid hanyalah Sururi Lokal yang pernah melontarkan kaidah sesat "tahdzir hanyalah hak para ulama, thalabul ilmi tidak boleh melakukannya. Barangsiapa yang melakukannya maka dia telah merampas haknya para ulama!" Atau kalimat yang senada. Kita tanyakan kepada Yazid : "Bagaimana dengan Ma’had yang mengaku dicintai Masyayikh Yordan, Ma’had Al-Irsyad Surabaya pimpinan Abdurrahman Tamimi yang memegang Kuasa 4 Masyayikh Yordan? Bukankah mereka telah menyatakan ciri-ciri Sururi adalah : "kompromi.bekerjasama dengan ahli bid’ah, contohnya Ja’far Umar Thalib dkk, kerjasama dengan Riziq Shihab, Husein Umar dll.? Apakah ini bukan tahdzir, wahai Yazid? Adakah di Ma’had Ali bercokol seorang ulama yang berhak mentahdzir da’i-da’i sesat, wahai Yazid? Apakah menurut keyakinan kaidahmu, Direkturnya adalah SYAIKH Abu Auf Abdurrahman Tamimi sehingga kedudukan beliau sebagai salah seorang ulama menjadikannya memiliki ”hak” untuk mentahdzir?!

33

Ust.Abu Mas’ud, Ust. Ibnu Yunus dan teman-temannya, ketika daurah Masyayikh di Surabaya telah memberikan langsung kepada Syaikh Ali Hasan bukti-bukti dari dampak muammalah Hizbiyyah yang dilakukan oleh Abdurrahman Tamimi, Yazid Jawas, Aunur Rafiq dan kelompoknya. Syaikh Ali telah benar-benar mengetahui keadaan mereka ini dari bukti yang mereka sodorkan. Tetapi, sampai saat inipun Daurah Masyayikh tetap berjalan dengan mulus dan lancarnya.Allahul Musta’an, hanya kepada Allah kita mengadu.

Dan ingat bahwa dirimu termasuk yang ditahdzir oleh Ma’had Al-Irsyad karena bekerjasama dakwah dengan Husein Umar DDII!! Rangkaian acara Daurah ke-5 pun juga sempat mampir di DDII-nya Hussein Umar bukan?! Tidakkah pernyataan ini termasuk mengambil hak para ulama wahai Yazid?! Kaidahmu telah menghantam saudaramu sendiri!! Dan saudaramu sendiri/Ma’had Ali Surabaya telah mentahdzir dirinya sendiri!! Merreka sendiri bersama Masyayikh Yordan yang ”mampir” di DDII!! Kemana konsistensi itu melarikan diri?

Sesungguhnya Aunur Rafiq hanyalah Sururi Lokal yang pernah "mentahdzir" Syaikh Syaikh Rabi’ dengan ucapannya kepada Ustadz Haryadi-Surabaya (mantan muridnya) sebelum beliau berangkat belajar ke Madinah:

“HATI-HATI DENGAN ORANG YANG BERNAMA DUKTUR RABI’ BIN HADI AL- MADKHALI!”

Apakah kalian akan berkelit dengan menyatakan kita harus tabayun dulu kepada Aunur Rafiq? Berita dari orang yang dipercaya cukup sebagai hujjah!! Tidak ada kewajiban Tabayun kepada Hizby (apalagi) orang yang telah sekian tahun berhasil menegakkan punggung sebagai tentara Al-Sofwa Al-Muntada!! Menjadi anggota Hizbul Irsyad (Surkati sendiri yang memberi nama demikian)!

Wahai Yazid! Kenyataan ini bahkan jauh lebih pahit dari kaidah tahdzirmu yang menyesatkan itu!! Sururi lokal telah mentahdzir Syaikh Rabi’!! Ini adalah petir di siang bolong!! Adakah kenyataan Hizbiyyah yang lebih aneh dari "pertunjukan" ini?!

Dan katakan ,, wahai Abu Salma dengan tulisanmu sendiri yang dipropagandakan oleh Salafindo.com:

Sungguh suatu keanehan yang dapat menyebabkan tertawa sekaligus menangis..” (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Mata Para Penyesat Umat)

Abdul Hakim-pun tidak lebih dari Sururi lokal yang belajar otodidak untuk kemudian "meluluskan dirinya sendiri" sejajar dengan ahli hadits lainnya yang "kondang" dengan pernyataannya:" Saya berkata: Hadits ini shahih menurut syarat…"Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Adapun Abu Nida’? Adakah Salafiyyin yang tidak pernah mendengar namanya? Hanyalah pemain lokal yang menjadi petinggi boneka Ihya’ut Turots yang ditanam dan dipelihara oleh Jum’iyyah Hizbiyyah Ihya’ut Turots?! Peletak dasar upaya penghancuran Dakwah Salafiyyah di Indonesia!!

Maka wajar saja jika pertanyaan mengenai sururi-sururi lokal tersebut disertai dengan keterangan sikap dan sepak terjangnya di medan dakwah Indonesia!! Syaikh Yahya Al-Hajuri tidaklah mengenal Sururi lokal ini!! Kalau engkau mampu bertarung di medan ilmiyyah –wahai Abu Salma- tentulah yang engkau bantah adalah keterangan tentang profil da’i da’i yang disebutkan oleh ustadz kami!! Yazid tidaklah benar seperti yang kalian ceritakan, yang benar demikian… !! Kalian dusta karena Aunur Rafiq tidak sebagaimana yang kalian gambarkan kepada Syaikh Yahya, ini buktinya…!! Keterangan kalian tentang Abdul Hakim tidaklah lebih dari dusta dan dusta, inilah buktinya…! Abu Nida’ bukanlah musuh dakwah, bahkan dia adalah penolong dakwah kami, kami lampirkan bukti pendukungnya…! [Nama file Lampiran 9_Gembong Sururi Lokal Bersatu.jpg] Itu kalau dia mau ilmiyyah, akan tetapi ketidakmampuan menegakkan hujjah akhirnya menjadikannya menyalahkan pertanyaannya! Buruk muka….janganlah kaca yang dipecahkan!

Apa salahnya menanyakan suatu hukum dengan menyebutkan keterangan bahwa orangnya demikian dan demikian?! Kalau tambahan keterangan tersebut dusta atau fitnah yang tidak sesuai dengan kenyataannya, barulah pertanyaannya disalahkan dan si penanya diperingatkan!! Bukankah seharusnya demikian sikap ilmiyyah yang engkau tempuh, wahai Abu Salma?!

Kalau engkau tanyakan kepada Syaikh Yahya Al-Hajuri bagaimana sikap kita terhadap Abul Hasan Al-Ma’ribi Al-Mishri?! Tentulah tidak perlu kalian jelaskan mengenai profil dan sepak terjangnya, karena dia termasuk petinggi Sururi Internasional!! Adapun Sururi lokal macam Yazid, Abdul Hakim, Abu Nida, dan Aunur Rafiq?!

525

Garis besar

Dokumen terkait