• Tidak ada hasil yang ditemukan

551dan cuci tangan dari penyimpangan cabang-cabangnya? Dan bukankah Ihya’ut Turots Kuwait

Dalam dokumen PERAN HIZBIYYIN DALAM DAURAH MASYAYIKH YORDAN (Halaman 109-111)

juga harus memberikan laporan kepada para donatur “mukminin” itu?! Bagaimana tanggapan donaturnya jika Ihya’ut Turots Kuwait menyatakan tidak tahu menahu kemana dana mereka disalurkan?! Bukankah logika Firanda adalah logika yang tidak logis?!

Dengan dana Ihya’ yang berasal dari kaum “mukminin” ini, sesuatu yang tidak mungkin terjadi dapat dilakukan oleh “Salafiyyin”, bergabung dan berkoalisi dengan gembong- gembong Ikhwanul Muslimin!! Tidak perlu terlalu jauh, (satu contoh saja –bukti-bukti lainnya telah berlalu di bab-bab sebelumnya) Aunur Rafiq dan kawan-kawannya, di bawah bendera Al-Sofwa Al-Muntada bergabung dengan Mudzakir Arif sang Pembesar Ikhwanul Muslimin di Markas Besarnya di Sulawesi, ia sekaligus seorang “kader tangguh” partai Ikhwanul Muslimin Indonesia. Bagaimana mungkin “rombongan du’at Salafiyyin’ bergabung dengan du’at Ikhwanul Muslimin di markas besar mereka?! Apa yang tidak mungkin? Dana kaum “mukminin” Ihya’ut Turots dapat mewujudkan “impian” mereka!!

Apakah rombongan du’at Salafy” tersebut hendak berusaha menyadarkan dan mendakwahi Mudzakir Arif agar lepas dari kungkungan Hizbiyyahnya partai Ikhwanul Muslimin?! Tidak, bahkan mereka bergabung untuk berkolaborasi dakwah bersama-sama54.Allahul Musta’an. Tetapi “fiqhul waqi’” di sisi Firanda ternyata tidaklah sama dengan “Waqi’” di alam nyata… Tidak ada artinya bagi Firanda bukti-bukti kejahatan Ihya’ut Turots yang disampaikan oleh “murid-murid Kibar ulama yang jumlahnya lebih sedikit” itu!

Firanda berkata:”Yang tampak, kemudharatan-kemudharatan yang dikhawatirkan sa’at bermuamalah dengan yayasan tadi tidaklah terjadi, alhamdulillah. Bahkan sebaliknya justru kemaslahatan yang di dapat dengan mu’amalah dengan yayasan ini”.Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un!!

Syaikh Muqbil Rahimahullah berkata: “Saya (Syaikh Muqbil) menganggap ia (Abdurrahman Abdul Khaliq-peny) memecah-belah barisan Ahlus Sunnah dengan membuat tipu daya melalui hartanya, tidak melalui pemikirannya. Ia bangkit dari Kuwait ke Indonesia (Abu Nida cs, red), Mesir dan beberapa negara lainnya. Saya berpendapat tidak benar menyerahkan dana kepada Yayasan Ihya’ut Turots karena mereka gencar memecah-belah dakwah Ahlus

Sunnah sehingga Ahlus Sunnah di Jeddah dan Sudan terpecah.

Di Yaman banyak orang yang tertipu oleh kekayaannya bukan pemikirannya. Saya beritahukan kepada pemuda-pemuda Salaf Kuwait bahwa Yayasan Ihya’ut Turots memberikan dana yang menimbulkan bencana kepada orang-orang yang tertipu tersebut. Abdul Qadir Asy-Syaibani dan Muhammad Abdul Jalil saling bermusuhan gara- gara dana Ihya’ut Turots”.( http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=549)

Sungguhpun Firanda telah berusaha keras untuk meyakinkan umat bahwa Ihya’ut Turots adalah yayasan Ahlus Sunnah sebagaimana nama-nama Kibar ulama yang disebutnya telah mentazkiyah yayasan tadi, tetapi tampaknya keraguan tentang status yayasan “Al-Khairiyyah” Ihya’ut Turots masih menyelimuti dirinya.

Firanda berkata:”Dana tersebut akhirnya tidak tersalurkan kepada ahli bid’ah. Jika dana ini tidak segera diambil dan dimanfaatkan oleh Ahlus Sunnah, semnetara para dermawan terus menyalurkan kelebihan harta yang mereka miliki, bisa jadi akhirnya yang memanfaatkan dana tersebut adalah ahli bid’ah, sehingga bid’ahpun semakin berkembang” (Lerai…, hal.242)

Kita katakan:”Kenapa anda harus kuatir –wahai Firanda- bahwa yayasan ini –sebanyak apapun dana yang berhasil dihimpunnya- dari “kaum Mukminin-Muslimin” akan disalurkannya kepada ahli bid’ah sehingga bid’ah semakin merajelela?! Bukankah yayasan ini adalah “yayasan Ahlus Sunnah” yang banyak membantu Salafiyyin dan dakwah Salafiyyah sebagaimana kampanye yang sedang anda kibarkan?

Kenapa Yayasan Ahlus Sunnah ini harus berpikir untuk membantu dan menyerahkan dana mukmininnya kepada Ahlul Bid’ah sehingga bid’ah semakin merajalela?!

54

Firanda!! Apakah perselingkuhan manhaj seperti ini hanya terjadi di cabangnya di Indonesia? Tidak, bahkan hal ini sudah menjadi “trade mark” Ihya’ut Turots di mana-mana!

Berkata Syaikh Rabi’ Hafidhahullah:” Maka Inilah data-data yang paling kuat yang menunjukkan bahwa Ihya at- Turots tidaklah jujur dalam mengarahkan dirinya kepada manhaj Salafi. Pengaruh Abdurrahman Abdul Khaliq telah diketahui [dimana dia] tidak membawa manhaj Salafi dengan sesungguhnya secara bersih dan murni. Diantara dalil bahwa ia tidak komitmen dengan manhaj ini, bahwa ia bersikap loyal kepada kaum takfir di Yaman, Jum’iyyatul Hikmah dan yang semisalnya. Juga bersikap loyal kepada selain mereka, Ikhwanul Muslimin. Dimana kesungguhan mereka dalam menghadapi pemikiran Iikhwani ini ? Mereka tidak punya keinginan (membantah pemikiran ikhwan, pen) kecuali untuk menarik diri dari manhaj Salafi” (ibid)

Sesungguhnya, ucapan anda ini jelas-jelas menunjukkan keragu-raguan anda terhadap Status Ahlus Sunnahnya Ihya’ut Turots sebagaimana yang anda gembar-gemborkan kepada umat! Jangan menipu nurani anda!!Allahul Musta’an.

Lalu apa artinya tulisan:”Yang nampak, kemudharatan-kemudharatan yang

dikhawatirkan saat bermu’amalah dengan yayasan tadi tidaklah terjadi, alhamdulillah” (Lerai…,hal.242)?! Kalau demikian kenyataannya, (lagi-lagi) kenapa anda harus kuatir bahwa yayasan ini akan menyalurkan dananya kepada Ahli Bid’ah?! Apakah hati nurani anda sendiri sebenarnya meragukan statemen yang anda tulis wahai Firanda? Ataukah anda tidak mampu menutup kenyataan bahwa yayasan Hizby ini selama ini memang benar-benar telah terbukti membantu Ahlul Bid’ah wal Hizbiyyah?! Apakah anda hendak meruntuhkan pernyataan anda sendiri ?!

Sesungguhnya, kalaulah anda benar-benar serius untuk “Melerai Pertikaian dan Menyudahi Permusuhan” ini, tentulah anda tunjukkan secara lengkap isi fatwa Kibar ulama yang anda katakan telah merekomendasikan yayasan tersebut. Kenapa cuma anda sebutkan nama- nama mereka? Ataukah anda kuatir bahwa fatwa-fatwa itu diketahui oleh umat “ternyata” termasuk juga rekomendasi tentang “pencetakan Al-Qur’an” dan rekomendasi tentang “Maktabah Thalabul ‘Ilm”?! Untuk menunjukkan bahwa: “Bahkan sebagian mereka merekomendasi yayasan ini berulang-ulang”(Lerai…, hal.226-227)?!Allahul Musta’an.

Kalau anda benar-benar hendak menjadi hakim yang adil dan obyektif dalam permasalahan “khilafiyyah Ijtihadiyyah” ini, bukankah membeberkan isi fatwa-fatwa “murid-murid ulama Kibar” yang “jumlahnya lebih sedikit” dan bukti-bukti yang mendukungnya juga merupakan langkah yang mesti ditempuh?!

Bagaimana mungkin anda menjadi hakim yang adil dengan menekankan bahwa “banyak kemaslahatan yang didapat dengan bermu’amalah dengan yayasan ini”(Lerai…,hal.242), sementara anda tidak menyinggung sedikitpun (minimal menguji keabsahan dan kebenaran pernyataan Syaikh Muqbil Rahimahullah tentang tersebarluasnya kemudharatan-kemudharatan besar dan penyelewengan manhaj dari yayasan ini dengan bukti-bukti yang beliau ungkapkan di berbagai negeri :”Jadi dakwah Ihya”ut Turots memecah belah umat. Dalam “Shahih Bukhari” disebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda (yang artinya), “Muhammad pemisah manusia,” atau dalam riwayat lain berbunyi, “Muhammad memisahkan manusia.” Artinya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memisahkan antara istri dengan suami, karena kadang istri menjadi muslimah si suami kafir, atau sebaliknya. Atau memisahkan anak dengan orang tua yakni kadang anaknya muslim sedangkan

orang tuanya kafir, atau sebaliknya.

Sedangkan Ihya’ut Turots memisahkan ahlus sunnah di banyak negeri seperti Mesir, Yaman, Kuwait, Emirat Arab, Haramain dan negeri lainnya (termasuk di Indonesia, red)” (http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=549).

Apakah ucapan beliau ini hanya “omongkosong” belaka?! Masyayikh telah berdusta?? Ataukah engkau hendak mengatakan bahwa:”Mengenai mudharat yang dikhawatirkan mungkin saja terjadi,. Namun, kalaupun memang ada maka harus dibandingkan dengan maslahat” (Lerai…,hal.244). Tentu saja –di sisimu- bahwa mudharat “pecah belah umat” yang dilakukan oleh “dana” Ihya’ut Turots tidaklah sebanding dengan besarnya kemanfaatan, kemaslahatan dan kebaikan yang telah ditebarkannya kepada umat. Bukankah demikian wahai As-Soronji?!55

55

Adapun Syaikh Muqbil Rahimahullah? Syaikh Rabi’ Hafidhahullah? Syaikh Khalid, Syaikh Muhammad, Syaikh Ayyid? Syaikh Ahmad Najmi? Hafidhahumullah?Tentu berbeda timbangan “manfaat dan madharat” beliau Hafidhahumullah dengan timbangan As-Soronji!! Syaikh Muqbil berkata:” Dan saya perhatikan bahwadosanya yang paling besar adalah memecah-belah Ahlus-Sunnah, memecah dai-dai ilallah.Na’am, dia sesatkan para da’i dengan dinarnya, bukan dengan pemikiran-pemikirannya. Maka dia [Abdurrahman Abdul kholiq] mendirikan pusat- pusat [dakwah]. Yaa miskiin Ihyaut Turots! Dia mendirikan pusat-pusat dakwah dari Kuwait ke Indonesia, dari Kuwait ke Mesir, dari Kuwait ke Emirat Arab, dari Kuwait ke yang lainnya (Indonesia, yakni Abu Nida’ cs, lihat http://www.salafy.or.id/download/atturots/).

Membangun pusat-pusat dakwah dan Jam’iyah Ihyaut Turots yang akan membiayainya. Saya katakan: Ini adalah suatu kesalahan jika memberi dana [sebagai donatur] kepada Jam’iyah Ihyaut Turots. Ini adalah kesesatan yang besar karena mereka memecah-belah ahlussunnah. Mereka memecah-belah ahlussunnah di Jeddah, memecah-belah ahlussunnah di Sudan, dan mereka memanggil para pengikutnya dengan [nama] jamaah sesuai hawa nafsunya.

Na’am, dan disitu ada golongan sampah juga, yang kepadanya dia mengemis dinarnya, bukan pemikirannya. Dan kita beri kabar baik untuk para pemuda Salafy dari Kuwait, bahwa Jam’iyah Ihyaut Turots telah menghabiskan dana yang sangat besar untuk mereka yang telah berubah di sini, di Yaman [agar menjadi pengikut mereka]. Akan

553

Dalam dokumen PERAN HIZBIYYIN DALAM DAURAH MASYAYIKH YORDAN (Halaman 109-111)

Garis besar

Dokumen terkait