• Tidak ada hasil yang ditemukan

53322.1 JEJAK-JEJAK MU’TAZILAH YANG TELAH MUSNAH

Sunnah-sunnah Nabi-Nya yang dimuliakan oleh seluruh kaum muslimin sepanjang masa menghadapi batu ujian dari para penyeru kebebasan berpikir dan pembaharuan (baca:bid’ah liberalisasi) atas nama Islam. Buku-buku, tulisan-tulisan dan komentar-komentar mereka terhadap hadits-hadits terpengaruh oleh manhaj Mu’tazilah di masa lalu dan orientalis di masa kini. Akibat pengaruh mereka, tendensi kemu’tazilahan terhadap sunnah merasuk ke dalam hati-hati sebagian kaum muslimin yang akrab dengan buku-buku mereka. Di sini, Neo- Mu’tazilah telah berusaha membangkitkan kembali fitnah-fitnah masa lalu yang telah terkubur. Mereka serang hadits-hadits yang shahih, mereka serang pula wali-wali Allah yaitu para ulama pewaris para Nabi dengan tikaman-tikaman yang sangat brutal, bengis dan barbar (contoh kongkritnya adalah penerjemahan buku Himpunan Tiga Risalah oleh Surkatiyyin, serdadu Al-Muntada Al-Sofwa, Agus Hasan Bashari yang diterbitkan oleh PP Al- Irsyad Jakarta) !! Yang sangat mengherankan, masih ada orang-orang berpendidikan dan mengaku berjalan di atas manhaj salaf yang mampu untuk duduk belajar dengan tenang, berguru, mengambil agama dan membela orang yang jelas-jelas memerangi ulama pewaris para Nabi!! Karena itu kita bisa menemukan orang-orang yang menolak sebagian hal-hal ghaib, tanda-tanda hari kiamat, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah yang shahih (baca teks ceramah Abdurrahman Tamimi di Yordan ketika menjelaskan bagaimana sesatnya Ahmad Surkati As-Sudani yang mengingkari turunnya Isa ‘Alaihissalam dan munculnya Al-Mahdi!!). Ini adalah buah dari kekagumannya terhadap ajaran Muhammad Abduh Al-Mu’tazili yang mengingkari hadits-hadits Ahad dalam permasalahan aqidah. Ya, Muhammad Abduh yang terkenal dengan ucapannya : “Tidak mungkin sebuah hadits Ahad diberlakukan sebagai dalil atas aqidah”39

Kita telah berusaha agar bukti-bukti yang dihadirkan berasal dari sumber Hizbiyyin sendiri (sebagaimana bukti di bawah ini)

“Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i berkata dalam Mukadimah Ash-Shahih Al-Musnad min Dalai’li An-Nubuwwah (hal.9-11) sebagai berikut:

“Kaum Muslimin di zaman Nabi menganggap semua penetapan syari’at sebagai bukti atas kebenaran Nabi kita Muhammad ,karena di dalamnya terdapat rahasia yang mengagumkan dan hikmah-hikmah yang mendalam. Demikianlah orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan kebaikan sampai lahir kelompok-kelompok dari Mu’tazilah. Mereka meninggalkan Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah. Mereka mengaku bersandar pada akal, padahal sebenarnya mereka bersandar pada hawa nafsu. Karena akal yang sehat tidak akan menyalahi bukti naql (nash Al-Qur’an dan Hadits) yang shahih dan valid. Karena itu dada mereka merasa sesak untuk menerima sebagian mukjizat-mukjizat Nabi . Mereka menakwilkan nash yang satu dan melemahkan nash yang lainnya. Namun Allah telah berkehendak untuk menguatkan kebenaran dan memberantas kebatilan. Madzhab Mu’tazilah bisa dikatakan telah musnah.

Di zaman akhir-akhir ini telah muncul kelompok-kelompok yang dipenuhi hawa nafsu yang ingin membalaskan dendam golongan Mu’tazilah, hingga mereka binasa sebagaimana pendahulu mereka, yaitu orang-orang yang kebingungan dan orang-orang yang menebarkan kemu’tazilahan. Diantara mereka ada pula yang menebarkan atheisme. Mereka ini antara lain:

1. Jamaluddin Al-Afghani Ar-Rafidhi Al-Ibrani 2. Muhammad Abduh Al-Mishri

3. Muhammad Rasyid Ridha, dan dia tidak seperti pendahulunya 4. Mahmud Syaltut (Syaikh Al-Azhar)

5. Thaha Husein

6. Ahmad Amin, penulis Fajrul Islam wa Dhuhahu wa Dhahruhu 7. Abu Rayyah

8. Muhammad Al-Ghazali

Kebanyakan tulisan Ghazali berisikan sikap meremehkan Ahli Sunnah dan pengamalan Sunnah. …..Kemarin, Jamaluddin dan Muhammad Abduh dijuluki sebagai tokoh pembaharu (lihat alirsyad-alislamy.or.id-peny) dan sekarang keduanya dikenal sebagai missionaris.

39

As-Sunnah Al-Muftara ‘Alaiha, Al-Bahnasawi, hal.43 dinukil dari Al-‘Amal Al-Kamilah lil Imam Muhammad Abduh karya Muhammad Imarah mengenai Risalah Tauhid karya Ustadz Al-Imam.

‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)’(QS.Ali Imran:8)

Mereka orang-orang yang sesat lagi sombong. Diantaranya ada yang menentang dengan mengecam kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Ada yang mengecam mukjizat-mukjizat para Nabi, ada yang mengecam para shahabat yang merupakan pembawa agama Islam ini kepada kita. Ada yang mengecam sebagian hukum-hukum syari’at dan mereka ciptakan tradisi buruk. Anda bisa melihat bahwa buku-buku mereka ini mendapat dukungan dari kelompok Rafidhah dan orang-orang kafir…”(Bahaya Mengingkari Sunnah, Shalahuddin Maqbul Ahmad, PUSTAKA AZZAM40, hal.223-224)

23.2 PERINGATAN SYAIKH AL-ALBANI RAHIMAHULLAH TERHADAP PENYIMPANGAN AQIDAH MUHAMMAD ABDUH AL-MISHRI (IDOLA AHMAD SURKATI)

Salah satu situs Hizbiyyin-Sururiyyin (assunnah.mine.nu//index.php ?op=static&pid=5)41 mempropagandakan CD kajian para da’i Sururi semisal Yazid Jawaz, Abu Haidar, Abu Ihsan, Abu Umar Basyir, Arif Syarifuddin (Mudir Islamic Center bin Bazz SD dan SMP Islam), Abu Qatadah dan Fariq Gasim Anuz (diberi keterangan: penulis buku Fikih Nasehat, diterbitkan oleh Pustaka Azzam. Bukti penjelasan Syaikh Muqbil di atas juga merupakan hasil terjemahan Pustaka Azzam). Fariq adalah orang dekat Al-Irsyad, erat pula dengan As- Sunnah At-Turotsy Al-Kuwaity. Artikel “Etika Bergaul” di majalah tersebut ditulis dari hasil ceramah Fariq di Masjid Al-Irsyad Surabaya :

”Risalah ini berasal dari ceramah yang pernah disampaikan di Masjid Al-Irsyad Surabaya. Setelah ditranskrip oleh salah seorang ikhwan –jazakumullahu khairan- kemudian direvisi sekedarnya. ATAS IZIN DARI PENULIS, REDAKSI MENGANGKAT UNTUK PEMBACA AS- SUNNAH” (As-Sunnah, ed.03/th.VII/1424H/2003M, hal.45)

Pembaca sekalian dapat menyaksikan sendiri bagaimana faksi-faksi dari anggota koalisi hizbiyyah tersebut saling berbelit dan berkelindan, Fariq, Al-Irsyad Surabaya (Markasnya Abdurrahman Tamimi) dan As-Sunnah At-Turotsy. Kontribusi apa yang telah diberikan oleh Pustaka Azzam (juga menerbitkan buku seorang gembong besar Sururi, Aidh Al-Qarni berjudul Al-‘Adhamah) dalam permasalahan ini? Selain menerbitkan buku salah seorang da’i Sururi yang masuk dalam link Al-Irsyad, ternyata juga menerbitkan karya Syaikh Al-Albani Rahimahullah (guru Masyayikh Yordan) yang berjudul “Qishah Al-Masih Ad-Dajjal Ula Nuzuli Isa ‘Alaihissalam wa Qathlihi Iyyahu” dimana isinya ternyata menyingkap kesesatan aqidah salah seorang idola Surkati dan Surkatiyyin, Muhammad Abduh Al-Mishri yang juga menjadi salah satu alasan didirikannya Al-Irsyad Al-Islamiyyah (pengundang Masyayikh Yordan ke Indonesia)!!

“PERJUANGAN ABDUH yang menitikberatkan pada pembaharuan pendidikan dalam kerangka kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah SALAH SATU BAGIAN CIKAL BAKAL LAHIRNYA AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH” (alirsyad-alislamy.or.id/alirsyad.htm).

Bahkan alasan utama Syaikh Al-AlbaniRahimahullah menulis buku tersebut karena penentangan salah seorang cikal bakal lahirnya Al-Irsyad ini (Muhammad Abduh). Adalah sangat menarik dan seru jika kita tampilkan buku terbitan Pustaka Azzam karena di satu sisi ia terbitkan buku seorang da’i Sururiy-Surkatiy sementara di sisi lain mereka terbitkan pula buku Syaikh Al-Albani yang menyingkap penyimpangan keyakinan sang idola Surkati!! Simak penjelasan beliau:

“Yang memberanikan saya untuk menyusun kitab ini ada beberapa hal, yaitu:

Pertama, keraguan kebanyakan ilmuwan dan juga para da’i -terlebih lagi orang lain yang tidak mempunyai akar budaya keIslaman dari kalangan pemuda dan kalangan awam lainnya- tentang keyakinan akan turunnya Isa ‘Alaihis Salam dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa ‘Alaihis Salam di akhir zaman kelak, sudah samapai pada taraf yang memprihatinkan. Saya berkesimpulan bahwa sebagian ulama yang meragukan hal ini –meskipun mereka tidak mengingkarinya (Ahmad Surkati termasuk yang MENGINGKARI!! Lihat kembali teks ceramah Abdurrahman Tamimi di Yordan-pen). Hal itu saya peroleh dari hasil diskusi saya dengan

40

Kenapa kita mengambil rujukan dari Pustaka Azzam? Lihat pembahasan berikutnya. 41

Alangkah anehnya bahwa website “salafy” ini bertuliskan: “designed by fulan ibnu fulan al-majhuly”??!!! Kita tanyakan kepada Toni Suharyanto alias Al-Ghurahy kawan dekat Abu Salma yang bekerja di PT Panasonic PIER- Pasuruan: “Bagaimana nasib berita dan artikel yang dibawa oleh fulan ibnu fulan al-majhuly??!! 2 perawi majhul

535

Garis besar

Dokumen terkait